Langsung ke konten utama

PERILAKU PRODUSEN: TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI




MAKALAH
PENGANTAR EKONOMI
 “PERILAKU PRODUSEN: TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi 1
Dosen Pembimbing : Sulastri, SE., MM

Disusun oleh :
KELOMPOK 5
1.      Dhea Aprilia                                (NPM: 11217609)
2.      Pramelya Kharisma                    (NPM: 14217723)
3.      Swarga Swarnadwipa                (NPM: 15217813)
4.      Yolanda Apriani                         (NPM: 16217297)

Kelas : 1EA30
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
      2017/2018



PERILAKU PRODUSEN TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI

1.     Tujuan Organisasi Perusahaan
Ø  Memaksimumkan Keuntungan
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi.keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebuhi dari biaya produksi dan kerugian kan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi.Keuntungan yang maksimum di capai apabila perbedaan di antara hasil penjualan dan hasil biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar. Dalam usahanya untuk memproduksikan barang-barang yang di perlukan masyarakat , dan memperoleh keuntungan maksimum dari usaha tersebut,masalah pokok yang harus di pecahkan produsen adalah : “bagaimanakah komposisi dari faktor-faktor produksi yang digunakan dan untuk masing-masing faktor produksi tersebut berapakah jumlah yang akan di gunakan ? ”
 Dalam memecahkan persoalan ini dua aspek yang harus di pikirkan,yaitu :
                     I.            Komposisi faktor produksi yang bagaimana perlu di gunkan untuk menciptakan tingkat produksi yang tinggi ?
                  II.            Komposisi faktor produksi yang  bagaimana akan meminimumkan biaya produksi yang di keluarkan untuk mencapai satu tingkat produksi tertentu ?
Ø  Peminimuman Biaya Produksi
Di dalam memikirkan aspek yang kedua,yaitu menentukan komposisi faktor produksi yang kan meminimumkan biaya produksi ,produsen perlu memerhatikan besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan digunakan dan besarnya pertambahan hasil penjualan.
Sifat Sistem Perusahaan
Ada beberapa sifat :
  • Kompleks
  • Sebagai suatu kesatuan / unit.
  • Sifatnya beragam.
  • Saling tergantung.
  • Dinamis 


Fungsi-fungsi Perusahaan
Ada 2 fungsi perusahaan apabila kedua fungsi tersebut dijalankan dengan lancer, terkoordinir, terintegrasi dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
  • Fungsi operasi
Pembelian dan produksi, pemasaran, keuangan, personalia, fungsi operasi utama perusahaan, akuntansi, administrasi, teknologi informasi, transformasidan komunikasi, pelayanan umum dan uu, fungsi operasi penunjang.
  • Fungsi manajemen
Perencanaan, pengorganisasian, pengarah, pengendalian. Bila keduanya berjalan dengan baik perusahaan akan menjalankan operasinya dengan lancer, terkoordinasi, terintegrasidalam rangka mencapai tujuan.
 Ciri-ciri Perusahaan
  • Operatif
Adanya aktivitas ekonomi yang berkenaan dengan kegiatan produksi, penyedia / distribusi barang dan jasa.
  • Koordinatif
Diperlukan koordinasi semua pihak agar saling mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan.
  • Regular
Untuk mencapai kesinambungan perusahaan diperlukan keteraturan yang dapat mendukung aktivitas agar dapat selalu bergerak maju.
  • Dinamis
Lingkungan selalu berubah oleh karena itu mampu mengikuti dan menyesuaikan diri terhadap perubahan.
  • Formal
Tunduk kepada peraturan yang berlaku setelah memenuhi persyaratan pendirian.


  • Lokasi
Perusahaan didirikan pada suatu tempat tertentu dalam suatu kawasan yang secara geografis jelas.

2.  Teori Peoduksi
Teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara kuantitas produk dan faktor-faktor produksi yang digunakan. Teori produksi mencakup tiga bagian, yaitu :
Produksi Total,Produksi Rata-Rata Dan Produksi Marjinal.
·         Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi.
·         Produksi marginal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi.
·         Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.
I.            Produksi Total :
TP= f(K,L)

 



Keterangan:     TP = produksi total
K   = barang modal (yang dianggap konstan)
L   =  tenaga kerja / buruh
Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan pertama dari TP adalah MP ,maka TP maksimum pada saat MP sama dengan nol.
II.            Produksi Marginal
MP = TP’ = αTP/αL

 



Keterangan:     MP  = produksi marginal
Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP < 0, penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun atau The Law of Deminishing Return (LDR).




III.            Produksi Rata-Rata
AP = TP/L

 



Keterangan:     AP  = produksi rata-rata.

AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (AP’=0). Dengan penjelasan matematis, AP maksimum tercapai pada saat AP = MP dan MP memotong AP pada saat nilai AP maksimum.

Faktor-faktor Produksi


Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumberdaya alam, tenaga kerja mansuia, modal dan kewirausahaan.
a.
Sumber Daya Alam



Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumber daya alam di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
- Tanah, tumbuhan, hewan.
- Udara, sinar matahari, hujan.
- Bahan tambang, dan lain sebagainya.

Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di alam langsung.


b.
Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)

Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi atas:

a).
Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.



b). Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian berdasarkan latihan dan pengalaman.
Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.
c)
Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour), adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.
Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani.


c.
Sumber Daya Modal

Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang membuat jala untuk mencari ikan. Dalam hal ini jala merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan). Di dalam proses produksi, modal dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan.

Modal dapat dibedakan menurut:

1)
Kegunaan dalam proses produksi.

a)
Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan berkali-kali dalam proses produksi.
Contoh: gedung, mesin-mesin pabrik.

b)
Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai dalam proses produksi.
Contoh: bahan baku, bahan pembantu.
2)
Bentuk Modal

a)
Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi.
Contoh: mesin, bahan baku, gedung pabrik.

b)
Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat tetapi mempunyai nilai dalam perusahaan.
Contoh: nama baik perusahaan dan merek produk.






d. Sumber Daya Pengusaha

Sumber daya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien.

Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai pemicu proses produksi, pengusaha perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.

3.     Law Of Diminishing Return

The Law of Diminishing Return adalah sebuah hukum dalam ekonomi yang menjelaskan tentang proporsi input yang tepat untuk mendapatkan output maksimal. Teori ini menjelaskan bahwa ketika input yang kita miliki melebihi kapasitas produksi dari input, maka return (pendapatan) kita akan semakin menurun. Terdapat tiga tingkat dalam teori ini, yaitu fase increasing return (pendapatan yang meningkat), fase kedua dimana pendapatan tetap meningkat tapi pada intensitas yang lebih rendah dan fase ketiga adalah diminishing returns.
     Law of diminishing Return dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi dari Inggris, David Richardo (1772-1823). David mengemukakan bahwa, jika kita menambah terus-menerus salah satu unit input dalam jumlah yang sama, sedangkan input yang lain tetap, maka mula-mula akan terjadi tambahan output yang lebih dari proporsional (increasing return), tapi pada titik tertentu hasil lebih yang kita peroleh akan semakin berkurang (diminshing return).

Misalnya :
Seseorang membudidayakan wortel di lahannya. Penggunaan Pupuk sebagai salah satu input tentu akan menunjang keberhasilan panen Wortel tersebut. Namun, yang perlu diperhatikan adalah Pupuk tersebut harus digunakan sesuai dengan proporsi yang dibutuhkan. Apabila Pupuk yang dipakai proporsional maka hasil panen pun akan baik. Sebaliknya, jika pupuk terus menerus ditambahkan justru akan menimbulkan dampak buruk terhadap pertumbuhanya, sehingga yang terjadi panen Wortel akan menurun.






4.     Siklus Tahap – Tahap Produksi

·         Tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
      Sepanjang umur suatu produk, perusahaan biasanya memformulasikan kembali strategi pemasarannya beberapa kali. Tidak hanya kondisi ekonomi berubah, dan pesaing melancarkan serangan baru namun, tambahan lagi produk itu melewati tahap baru dari minat dan persyaratan pembeli. Kosekuensinya, perusahaan harus merencanakan strategi pengganti yang tepat untuk tiap tahap dalam siklus hidup produk tersebut. Perusahaan berharap memperpanjang umur dan profitabilitas produk walaupun tahu bahwa produk tersebut tidak akan bertahan selamanya. PLC (Product life Cycle) atau siklus hidup produk merupakan konsep penting dalam pemasaran yang memberikan pemahaman tentang dinamika suatu produk yang kompetitif.

     Siklus hidup produk menggambarkan tahap-tahap yang berbeda dalam sejarah penjualan suatu produk. Tahap-tahap ini berhubungan dengan kesempatan dan masalah yang berbeda mengenai strategi pemasaran dan laba potensial. Dengan mengidentifikasitahap-tahap yang berbeda dengan tantangan yang berbeda tahap suatu produk berada, atau tahap yang akan dicapai , perusahaan dapat memformulasikan encana pemasaran dengan lebih baik

Mengatakan suatu produk memiliki siklus hidup adalah menegaskan empat hal :
  1. Produk memiliki umur terbatas
  2. Penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda, dengan tantangan yang berbeda bagi penjual.
  3. Laba naik turun pada tahap yang berbeda dalam siklus hidup produk
  4. Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian dan personel yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup mereka.

Pada umumnya, Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle memiliki 4 Tahapan yaitu Perkenalan (Introduction), Perkembangan (Growth), Kedewasaan (Maturity), Penurunan (Decline). Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai keempat tahapan Siklus Hidup Produk beberapa strategi umum yang digunakan produsen dalam memasarkan produknya berdasarkan Fase atau Tahap Siklusnya.

1)      Tahap Perkenalan (Introduction)
Tahapan Perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana produsen memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum. Beberapa ciri-ciri pada Tahap Perkenalan ini diantaranya adalah :
·         Produk baru diluncurkan ke Pasar (Market)
·         Omset penjualan yang masih rendah
·         Kapasitas produksi masih rendah
·         Biaya per unit yang masih tinggi
·         Cash Flow Negatif
·         Distributor berkemungkinan enggan untuk mengambil produk yang masih belum terbukti Kualitasnya.
·         Diperlukannya promosi secara besar-besaran dalam rangka memperkenalkan produknya (biaya promosi yang tinggi)
·         Strategi yang sering digunakan dalamTahap Perkenalan (Introduction) :
·         Mendorong Adopsi pelanggan
·         Mengeluarkan Biaya yang besar dalam promosi untuk menciptakan kesadaran pada produk dan juga untuk memberitahukan produk barunya kepada masyarakat
·         Menggunakan strategi Harga Peluncuran (skimming) atau Harga Penetrasi (Penetration)
·         Distribusi yang terfokus (pada wilayah yang terbatas)






Tahap Perkembangan (Growth)
Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang diperkenalkan tersebut sudah dikenal dan diterima oleh konsumen. Beberapa ciri-ciri pada tahap Perkembangan ini adalah :
·         Memperluas pasar
·         Omset penjualan yang naik signifikan
·         Meningkatnya kapasitas produksi
·         Produk mulai diterima oleh pasar
·         Cash Flow mulai berubah menjadi Positif
·         Pasar semakin berkembang, laba juga akan meningkat, namun pesaing-pesaing baru akan mulai bermunculan
·         Biaya per unit akan turun ke skala yang ekonomis
·         Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Perkembangan
·         Membuat iklan yang menciptakan kesadaran akan pemilihan produk dan memperkuat merek (branding)
·         Memperbanyak saluran distribusi dan memperluas cakupan distribusi.
·         Meningkatkan kualitas produk, menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta memperbanyak model atau varian.
·         Menurunkan harga produk untuk menarik pembeli dan memperluas segmen pasar
·         Masih mengeluarkan biaya yang besar dalam mempromosikan produk dan mereknya.

Tahap Kedewasaan (Maturity)
Peningkatan Omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang dalam merebut pangsa pasar dengan pesaing-pesaingnya.
·         Kapasitas produksi yang tinggi
·         Memiliki laba yang besar bagi mereka yang dapat memimpin pasar
·         Cash Flow akan berada dalam kondisi Positif yang kuat
·         Pesaing yang lemah dan kalah bersaing akan mulai keluar dari pasar
·         Harga Produk mulai turun
·         Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Kedewasaan
·         Memperbaiki dan memodifikasi Produk dan memperbanyak pilihan (model, warna, bau, rasa, estetika)
·         Meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar.
·         Kapasitas Produksi pada kondisi yang rasional
·         Menerapkan harga yang lebih bersaing
·         Menggunakan Iklan yang persuasif, mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produknya.
·         Menarik pengguna-pengguna baru
·         Distribusi yang intensif
·         Memasuki Segmen pasar yang baru
·         Repositioning
Tahap Penurunan (Decline)
Pada tahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan jika tidak melakukan strategi yang tepat, produk yang ditawarkan mungkin akan hilang dari pasar (market). Ciri-ciri Tahap Penurunan adalah sebagai berikut :
·         Laba menurun secara signifikan dan Cash flow akan melemah
·         Pasar menjadi Jenuh
·         Akan banyak Pesaing-pesaing yang keluar dari pasar
·         Kapasitas produksi akan menurun
·         Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan adalah sebagai berikut :
·         Melakukan promosi untuk mempertahankan Pelanggan yang setia
·         Mempersempit saluran distribusi
·         Menurunkan harga uang menjaga daya saingnya

5.     Analisis Produksi Dalam Jangka Panjang Dan Jangka Pendek
Jangka Waktu Produksi
Untuk menghasilkan jumlah output tertentu, perusahaan menentukan kombinasi pemakaian input yang sesuai. Jangka waktu analisis terhadap perusahaan yang melakukan kegiatan produksi dapat dibedakan menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Analisis terhadap kegiatan produksi perusahaan dikatakan berada dalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya (fixed input).
Dalam jangka pendek tersebut perusahaaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap misalnya modal seperti mesin dan peralatannya,bangunan perusahaan dan lain-lain. Sedangkan dalam jangka penjang semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. Berarti dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau memang diperlukan.
Dalam jangka panjang perusahaan dapat melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di pasar.
Dalam ekonomi, konsep jangka pendek mengacu pada kondisi dimana minimal terdapat satu input yang bersifat tetap jumlahnya. Jangka panjang adalah periode waktu dimana seluruh input bersifat variabel. Jangka waktu ini tidak ada hubungannya dengan periode waktu yang biasa kita kenal (tahun,bulan, hari) namun berkaitan dengan perusahaan dan sumber daya yang dibicarakan. Dalam suatu industri mungkin jangka pendek berarti satu bulan namun industri lain mungkin satu tahun.
Dalam manganalisis bagaimana perusahaan melakukan kegiatan produksi,teori ekonomi membedakan jangka waktu analisis kepada 2 jangka waktu :
  1. Jangka Pendek (short run). yaitu jangka waktu ketika input variabel dapatdisesuaikan, namun input tetap tidak dapat disesuaikan; dan
  2. Jangka Panjang (long run) merupakan satu waktu dimana seluruh input variabelmaupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah.Adapun tujuan dari pembedaan jangka waktu atau periodisasi dalam produksi adalahuntuk meminimumkannya Biaya Produksi.
Jangka waktu panjang dan jangka waktu pendek
Analisis ke atas kegiatan memproduksi perusahaan di katakan di dalam dalam jangka waktu pendek apabila sebagian dari faktor produksi di anggap tetap jumlahnya.Di dalam masa tersebut perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang di anggap tetap tersebut.Faktor produksi yang di anggap tetap biasanya adalah faktor modal sperti mesin dan peralatan,alat-alat memproduksi lainya dan bangunan perusahaan.Sedangkan faktor produksi yang dapat mengalami perubahan adalah tenaga kerja.
Dalam waktu jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.Ini berarti bahwa dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat di tambah jumlahnya jika memang hal tersebut yang di perlukan. Di dalam jangka panjang perusahaan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang berlaku di pasar.Jumlah alat-alat produksi dapat di tambah,pengunaan mesin – mesin dapat di rombak dan di pertinggi efisiensinya,jenis barang baru dapat di produksi dan tekhnologi produksi di tingktakan .

6.     Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel

Model Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
Pengerian produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, dimana dalam proses produski ada faktor-faktor produksi yang tidak dapat dirubah(faktor produksi tetap).

Fungsi Produksi
Yang dimaksud dengan fungsi produksi adalah hubungan teknis antara antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut:

TP = f(K,L)


Keterangan:
Q = f(K, L)
Q = jumlah barang yang diproduksi
K = barang modal
L = tenaga kerja

Dalam model produksi dengan satu faktor produksi variabel, barang moda dianggap faktor produksi tetap, dan tenaga kerja adalah faktor produksi variabel. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja. 
Hukum Pertambahan Hasil yang semakin berkurang / Law Of Dimishing Return 
Dalam hubungannya dengan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel secara terus menerus produksi total akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudia turun.
Konsep-Konsep penting Dalam Model Produksi dengan satu faktor produksi variabel
  • Produksi Total(Total Product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi.
  • Produksi Marjinal (Marginal Product) adalah tambahn produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi
  • Produksi Rata-rata(Average Product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi
Tiga Tahap Produksi


1)      Tahap I (stage I ),sampai pada saat kondisi AP maksimum
Penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata—rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva TP meningkat tajam).
2)      Tahap II (stage II ),antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol
Karena berlakunya LDR,baik produksi marginal maupun produksi rata-rata mengalami penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai titik maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal).
3)      Tahap III (stage III ),saat MP sudah bernilai < nol (negatif).
Perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi,karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negatif)
7.     Produksi Dengan Dua Faktor Produksi Variabel
Secara teoritis produksi dengan menggunakan 2 variabel bebas dalam produksi adalah produksi yang memanfaatkan 2 faktor produksi yang dapat direkayasa misalnya Tenaga Kerja (TK) dan Modal (M), atau antara Modal dan Teknologi atau antara tanah (alam) dan tenaga kerja dan seterusnya. Variable yang paling dan mudah digunakan dalam analisis produksi “gaya” ekonomi ortodoks biasanya adalah factor produksi Tenaga kerja dan Modal (uang).
Analisis yang baru saja di buat menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan mengalami peubahan apabila di misalkan satu faktor produksi ,yaitu tenaga kerja terus menerus di tambah tetapi faktor-faktor produksi lainya di anggap tetap jumlahnya,yaitu tidak dapat di ubah lagi. Dalam analisis yang berikut di misalkan terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat di ubah jumlahnya .Kita misalkan yang dapat di ubah adalah tenaga kerja dan modal.Misalkan pula bahwa kedua faktor produksi yang dapat berubah ini dapat berubah ini dapat di pertukar-tukarkan pengunaanya ; yaitu tenaga kerja dapat menggantikan modal atau sebaliknya.Apabila di misalkan pula harga tenaga kerja dan pembayaran per unit kepada faktor modal di ketahui,analisis tentang bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya dalam usahanya untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu dapat di tunjukan.

8.     Kurva Produksi Sama (Isoquant)
Isoquant merupakan salah satu kurva dalam perilaku produsen yang menunjukkan kombinasi antara dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk yang sama. Perlu anda ketahui bahwasannaya faktor produksi merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam kegiatan produksi, ketika faktor produksi tidak baik atau ada sebuah gangguan maka proses produksipun akan terpengaruh. Dalam dunia perekonomian atau dalam suatu perusahaan pasti ada banyak faktor produksi yang ada dan di sini kurva isoquant berusaha mencari kombinasi antar dua faktor produksi diantara banyak faktor untuk menghasilkan sebuah produk yang berkualitas dalam jumlah yang sama
Contoh sederhana dari kombinasi antara dua faktor produksi yakni kombinasi antara tenaga kerja dan modal. Di sini perusahaan harus memperhitungkan dengan cermat dan teliti agar hasil yang didapatkan sesuai dengan apa yang diinginkan. Dua aspek ini sangat penting dalam hal produksi dimana tenaga kerja akan memberikan kontribusi lebih dalam produksi sehingga menghasilkan output yang maksimal. Begitu juga dengan modal, aspek ini menjadi penting dikarenakan dalam hal produksi jika ingin mendapatkan keuntungan yang maksimal maka biaya atau modal produksi harus ditekan dan diminimalkan
Kurva isoquant memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Memiliki kemiringan negatif
  • Jumlah output atau hasil produk ditunjukkan dengan garis kurva yang semakin ke kanan.
  • Antara garis isoquant satu dan yang lainnya tidak pernah mengalami perpotongan.
  • Arah kurva isoquant cembung menuju titik origin atau titik asal.
     Ketika kita menngabungkan sejunlah garis isoquant pada satu grafik, maka akan terbentuk satu kesatuan yang disebut dengan peta isoquant. Peta isoquant ini adalah cara lain yang bisa dilakukan untuk menggambarkan fungsi dari produksi, hal ini sama dengan fungsi peta indeferensi yang ada dalam kurva indeferen yang ada di perilaku konsumen yang berguna untuk menggambarkan fungsi utilitas. Setiap isoquant yang ada dalam grafik memiliki beranekaragam tingkat output atau hasilnya dan tingkatan output ini akan bertambah ketika kurva isoquant naikIsoquant juga bisa menunjukkan fleksibilitas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan ketika mereka membuat suatu keputusan yang berkaitan dengan produksi. Dalam sebuah perusahaan boasanya dilakukan sebuah upaya untuk melakukan substitusi satu input dengan input yang lainnya untuk memperoleh suatu output tertentu. fleksibilitas di atas sangat penting untuk diketahui oleh manajer suatu perusahaan karena dengan mempertimbangkan sebuah fleksibilitas dalam sebuah proses produksi karena dengan pemahaman terhadap hal tersebut seorang manajer mampu memilih dan menentukan kombinasi terbaik yakni meminimalkan pengeluaran dan memaksimalkan pemasukan yakni meminimalkan input dan memaksimalkan sebuah output untuk mendapatkan sebuah keuntungan yang maksimal.
Asumsi-asumsi Isoquant:
  1. Konveksitas (convexity)
      Analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumen, yaitu kurva indeferensi yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
      MRTS : kesedian produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi yang menambah penggunaan factor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan.
      MTRSlk : bilangan yang menunjukan beberapa faktor produksi L harus dikorbankan untuk menambah 1 unit factor K pada tingkat produksi yang sama.
      Dasar pertimbangan substitusi factor produksi adalah perbandingan rasio produktivitas.
2.      Penurunan nilai MRTS
      Ini terjadi apabila produsen menganggap makin mahal factor produksi yang semakin langka.
      MRTS konstan apabila dua factor produksi bersifat substitusi sempurna.
      MRTS = nol apabila kedua factor produksi mempunyai hubungan proporsional tetap 
3.      Law of diminishing Return
      Menyatakan bahwa jika tenaga kerja dipekerjakan secara berlebihan maka tambahan produksi yang dihasilkan oleh tenaga akerja tersebut akan berkurang bahkan bisa nol atau negatif.
4.      Daerah produksi yang ekonomis
      Batas daerah produksi ekonomis atau BPE merupakan daerah Tahap II, apabila terjadi diluar batas areal tersebut maka tidak akan meingkatkan produksi. Dimana perusahaan hanya dapat melakukan ekspansi di batas BPE saja. 
5.      Perubahan output karena perubahan sekala penggunaan produksi (Return to scale)
·         Konsep yang menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah factor produksi dilipatgandakan.

6.      Skala hasil naik (increasing return to scale)
·         Apabila penambahan factor produksi sebanyak I unit menyebabkan output meningkat lebih dari satu unit. output meningkat dikarenakan kemampuan manajemen dalam menangani produksi skala besar, ada sinergi antara mesin dan tenaga kerja.

7.      Skala hasil konstan (Constant return to scale)
·         Jika pelipatgandaan factor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga

8.      Skala hasil menurun (decreasing return to scale)
·         Jika penambahan I unit factor produksi menyebabkan output berkurang 1 unit

9.      Perkembangan teknologi
·         Kemajuan teknologi memingkinkan peningkatan efisiensi penggunaan factor produksi
·         Tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan penggunaan factor produksi yang lebih sedikit
·         Teknologi Padat Modal : barang modal > tenaga kerja
·         Teknologi Padat Karya : Tenaga Kerja > Barang modal
·         Teknologi Netral : Barang modal = Tenaga kerja
·         Tiga tahap teknologi sebelum dapat mempengaruhi efisiensi 
a.Invention : riset untuk menemukan teknologi baru untuk proses produksi
b.Inovation : Inovasi melakukan terobosan baru aplikasi dari temuan baru
c.Spread of innovation : penyebaran inovasi agar tingkat penerimaannya mencapai 100%
10.   Kurva anggaran produksi
·         Kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam factor produksi yang memerlukan biaya yang sama.
·         Sudut kemiringan kurva isocost = perubahan harga factor produksi 
·         Jika yang berubah adalah kemampuan anggaran , isocos bergeser sejajar.

11.  Keseimbangan Produsen
·         Terjadi ketika kurva I bersinggungan dengan kurva Q
·         Keseimbangan berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun factor produksi
·         Perubahan Faktor produksi = intereaksi kekuatan efek substitusi dan efek skala produksi
·         Faktor produksi Inferior = faktor produksi yang penggunaanya justru menurun bila kemampuan anggaran perusahaan meningkat. Contoh tenaga kerja apabila ditingkatkan jumlah penggunaannya berkurang.
·         Maksimalisasi Output = dengan anggaran yang sudah ditentukan tercapai output yang maksimum
·         Minimalisasi Biaya = target output yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya minimum.
·         Perusahaan umumnya bertujuan memaksimalkan laba = prinsip efisiensinya maksimalisasi output
·         Lembaga berorientasi laba maksimum = menggunakan prinsip minimalisasi biaya u/ efisiensi

12.  Pola jalur ekspansi (Expantion Path)
·         Untuk mempertahankan efisiensi = perusahaan menargetkat output yang dicapai maksimum dengan biaya minimum
·         Dalam jangka panjang perusahaan memiliki fleksibilitas lebih tinggi dalam mengkombinasikan factor produksi. Agar alokasi anggaran lebih efisien
·         Garis Isoclin = dimana titik2 keseimbangan tercapai pada tingkat MRTS konstan
·         Isoklin merupakan garis expantion path apabila harga factor produksi tidak berubah, berubah karena penambahan tingkar produksi.






















Daftar pustaka

Komentar

  1. coin casino no deposit bonus codes
    Do you have coin casino no deposit bonus codes in your casino? ➤ Register 바카라 and 카지노사이트 receive free 인카지노 spins and win real money with free spins from the best

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi "Presentasi Bisnis"

“ PRESENTASI BISNIS ” (Untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Komunikasi Bisnis ) KOMUNIKASI BISNIS Disusun oleh :                                                         KELOMPOK 5       1.       Daryl Amanah                              (NPM: 11217462) 2.       Dhea Aprilia                                 (NPM: 11217 609 ) 3.   ...

DOSEN ALI MUHLI, SE., MM TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL (RANGKUMAN BAB 4)

  “DASAR TUKAR INTERNASIONAL” (TERM OF TRADE)   Disusun Oleh: Dhea Aprilia               (NPM: 11217609) Kelas    : 4EA30     Dosen Pengampu: Ali Muhli, SE., MM   FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS GUNADARMA 2020/2021     Dasar Pertukaran Internasional Dasar pertukaran internasional mengungkapkan bagaimana pola perdagangan internasional dengan memperhitungkan penggunaan faktor produksi sebagai tolak ukur. Selanjutnya suatu negara dapat memperhitungkan, apakah perdagangan internasional tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang, akan tetapi lebih jauh mendatangkan devisa bagi Negara. Melalui teori klasik, baik abasolote advantage maupun comparative advantage,  tolak ukur pertukaran barangmenggunakan tanga kerja. lebih sedikit menggunakn tenaga kerja berarti biaya dan sekaligus haraga barang lebih murah. To...