BAHASA
INDONESIA
“ALINEA
/ PARAGRAF”
Disusun
oleh :
KELOMPOK
6
1.
Dhea Aprilia (NPM:
11217609)
2.
Pramelya Kharisma (NPM:
14217723)
3.
Rifqi Nufaldi (NPM: 15217200)
4.
Sonia Adeliani (NPM: 15217749)
5.
Tamarin Apri (NPM:
15217877)
Dosen
Pembimbing : Ahmad Yazid, SIKOM
Kelas
: 1EA30
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
MANAJEMEN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2017/2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang
Maha Kuasa atas segala hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
ini berjudul “ Alinea atau Paragraf “ dimana didalamnya membahas tentang
macam-macam alinea, bentuk alinea, bagian alinea, syarat alinea yang baik dan
benar, serta metode pengembangan alinea.
Pada dasarnya makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia, Namun lebih dari itu
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk
menambah ilmu pengetahuan kita, yaitu tentang Alinea atau Paragraf.
Ucapan terima kasih kepada dosen pengajar
mata kuliah Bahasa Indonesia, seluruh teman-teman, serta semua yang ikut
memberikan bantuan baik berupa materi, tenaga ataupun sumbang pikiran atas
terselesaikanya makalah ini. Kurang lebihnya kami mohon maaf dan akhir kata
kami ucapkan banyak terima kasih.
Tangerang,
17 Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
Cover....................................................................................................... .......................... i
Kata
Pengantar.................................................................................................................. ii
Daftar
Isi.......................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar
Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................................ 1
1.3 Tujuan
Penulisan.............................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1
Macam-macam Alinea..................................................................................... 3
2.2
Bentuk Alinea................................................................................................ 11
2.3
Bagian Alinea................................................................................................ 14
2.4
Syarat Alinea yang Baik dan Benar.............................................................. 17
2.5
Metode Pengembangan Alinea...................................................................... 19
BAB
III PENUTUP....................................................................................................... 21
3.1
Kesimpulan.................................................................................................... 21
3.2
Kritik dan Saran............................................................................................ 21
Daftar
Pustaka................................................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Kita sering
mendengar istilah paragraf atau alinea. Istilah tersebut sering digunakan, baik
dalam percakapan maupun dalam kegiatan-kegiatan pertemuan dalam rapat, diskusi,
atau seminar. Mereka yang sering menulis, baik surat, kertas kerja, pelaporan,
atau skripsi pasti menggunakan alinea dalam tulisannya. Apabila ditanyakan
definisi dari alinea maka akan bervariasi jawabannya. Alinea merupakan salah
satu hal yang sangat penting untuk kita pelajari, karena sangat berpengaruh
dalam pembentukan sebuah tulisan yang menarik dan berkualitas.
Bila kita
membuat alinea,kita menuliskan sekelompok ide yang terdiri atas ide pokok dan
ide bawahan yang merupakan penjelasan tentang ide pokok. Di samping ide
pokok ini,terdapat ide pokok lainnya yang masih berkaitan dengan ide pokok
pertama. Kedua ide pokok ini merupakan bagian kelompok ide yang
lebih besar. Oleh sebab itu,ide pokok yang kedua ini diungkapkan
dalam alinea berikutnya yang disertai pula dengan ide pokok bawahan yang berupa
penjelasan terhadap ide pokok kedua tadi. Demikianlah
seterusnya sehingga kita dapat membuat sebuah karangan yang terdiri atas
beberapa alinea yang mengandung kelompok-kelompok ide yang saling berkaitan.
1.2. Rumusan
Masalah
1.
Apa macam-macam Alinea atau
Paragraf?
2.
Bagaimana bentuk Alinea atau
Paragraf?
3.
Bagaimana bagian Alinea atau
Paragraf?
4.
Bagaimana syarat Alinea atau
Paragraf yang baik dan benar?
5.
Bagaimana Metode
Pengembangan Alinea atau Paragraf?
1.3.Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui macam-macam
Alinea atau Paragraf
2.
Mengetahui bentuk Alinea
atau Paragraf
3.
Mengetahui bagian Alinea
atau Paragraf
4.
Mengetahui syarat Alinea
atau Paragraf yang baik dan benar
5.
Mengetahui metode
Pengembangan Alinea atau Paragraf
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Macam-macam Alinea
2.1.1
Jenis Alinea atau Paragraf Menurut Sifatnya
2.1.1.1 Alinea Persuasif
Alinea Persuasif adalah alinea yang mempromosikan
sesuatu dengan cara mempengaruhi sesuatu dengan cara mempengaruhi pembaca.
Alinea Persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,
terutama advertorial yang belakangan ini marak mengisi lembaran koran, majalah,
serta lembar promosi lainnya.
Contoh:
Desain Liquid Mini tampak mengilhami sosok Liquid
Express. Tampak sudut melengkung di kedua sisi namun Liquid Ekspress punya
bentangan layar lebih luas seukuran 3,5 inchi. Si Liquid Exspress ditenagai
prosesor qualcomm turbo berclock speed 800 mhz. Sebagai pelengkap , fitur-fitur
andalan lain dari ponsel berharga sekitar $ 350 ini termasuk kamera 5 MP, Wifi,
HSDPA, dan aplikasi khusus bikinan Acer bernama Social Jogger dimana koneksi
mudah dan cepat ke halaman facebook, twitter, dan flickr.
2.1.1.2
Alinea Argumentatif
Alinea Argumentatif adalah alinea
yang membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
Alinea Argumentatif umumnya dipakai dalam karangan
ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan. Dalam tulisan
ilmiah, alinea argumentatif, deskriptif, dan ekspositoris bahu-membahu
membangun karangan.
Contoh:
Dan peganglah baik-baik kutipan religius yang satu
ini, “mulailah dengan yang kanan”. Penafsirannya menurut Saya, juga menurut Ary
Ginanjar dalam ESQ-nya, “mulailah dengan otak kanan”. Sebagai tambahan, Saya
melihat kultur Indonesia, China, Islam, dan Nasrani akrab dengan kebaikan,
contohnya ‘tangan kanan’, ‘langkah kanan’, golongan kanan’, dan sebelah kanan’.
Orang padang bilang, ‘langkah suok’. Tidak mau ketinggalan, burung garuda dalam
Pancasila pun menoleh ke kanan, bukannya ke kiri atau lurus kedepan. Jarum jam
juga bergerak ke kanan.
2.1.1.3
Alinea Naratif
Alinea Naratif adalah alinea yang
menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita.
Alinea naratif sering dipakai dalam karangan fiksi
atau non ilmiah seperti novel dan cerpen.
Contoh:
Selama bertahun-tahun, Jaka Tarub merawat tiga
bidadari yang sakit jiwa, si Cantik, si Genit dan si Kalem. Suatu ketika Jaka
Tarub ingin menguji kewarasan ketiga-tiganya. Maka, diboyonglah ketiga bidadari
itu kesebuah telaga yang kering tidak ada airnya sama sekali. Rupa-rupanya Jaka
Tarub ingin menguji bagaimana tanggapan mereka. Begitu tiba di pinggir telaga,
si Cantik lansung melepaskan kebayanya dan berlagak mandi. Tidak mau
ketinggalan si Genit pun melepaskan kebayanya dan berlagak mencuci pakaian.
“huh, dasar bidadari-bidadari gendeng!” tukas Jaka Tarub, “airnya tidak ada, eh
malah mandi, malah mencuci”.
2.1.1.4
Alinea Deskriptif
Alinea Deskriptif adalah alinea yang
melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Alinea Deskriptif umumnya dipakai dalam karangan
ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan.
Contoh:
Suaka alam tarusan merupakan hutan hujan tropis pegunungan.
Berdasarkan atas perbedaan tinggi dari muka laut, hutan tropis ini dapat dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu montain rain forest (hutan hujan pegunungan) dengan
ketinggian 700 m dpl sampai 1600m dpl dan high montain rain forest (hutan hujan
pegunungan tinggi) dengan ketinggian 1000-2000 m dpl. Sungai-sungai yang
mengalir melalui areal tersebut tersebar merata dan pada umumnya air
mengalir sepanjang tahun.
2.1.1.5
Alinea ekspositoris
Alinea Ekspositoris adalah alinea
yang memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
Alinea ekspositoris umumnya dipakai dalam karangan
ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi, makalah, dan laporan. Khusus untuk
berita di dalam surat kabar, sebagian besar memakai alinea ekspositoris.
Contoh:
Pada tahun 1885, wilbur wright mengalami kecelakaan.
Disebuah permainan hoki, stik menghajar mukanya. Walaupun cederanya tidak
begitu parah, namun setelah itu, ia lebih suka menyendiri di rumah. Kemudian ia
hanyut di perusahaan percetakan yang dirintis oleh saudaranya, Orville. Sejauh
itu, kelihatannya wilbur tidak punya cita-cita apapun.
2.1.2 Jenis Paragraf Berdasarkan Posisi Kalimat Utamanya
2.1.2.1 Paragraf
deduktif
Paragraf
deduktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya di
awal sebuah paragraf dan bersifat deduksi.
Paragraf ini
paragraf yang diawali dengan pernyataan yang sifatnya umum, lalu dijabarkan dan
dikembangkan menjadi pernyataan yang sifatnya khusus. Pernyataan yang sifatnya
khusus tersebut dapat berupa rincian, penjelasan, bukti-bukti maupun
contoh-contoh. Karena paragraf tersebut dikembangkan dari pernyataan yang umum
kemudian mengemukakan pernyataan – pernyataan yang sifatnya khusus, dapat kita
dikatakan bahwa penaralan paragraf deduktif tersebut dari umum ke khusus.
Ciri-ciri
paragraf deduktif
1)
Gagasan utama
terletak di awal paragraf
2)
Kalimat utama
terletak di awal paragraf
3)
Diawali kalimat
yang bersifat umum dan diikuti beberapa kalimat yang bersifat khusus.
4)
Kalimat pertama
dijelaskan kalimat kedua, ketiga, keempat dan seterusnya.
5)
Pola umum-khusus
Contoh wacana yang
menggunakan paragraf deduktif:
Zaman
sekarang kebudayaan Indonesia telah berangsur – angsur punah. Anak-anak akrab
dan hafal dengan kebudayaan luar negeri. Anak-anak sangat gemar dengan cerita Upin
– Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan
kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja
yang lebih menggandrungi drama korea maupun film- film seperti Spiderman,
Harry Potter, Batman ketimbang cerita asli daerah seperti Malin
Kundang, Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan
lain sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu
remi, puzzle UNO, dan
permainan lainnya dari PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan
asli daerah kita seperti engklek, gobak
sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya.
2.1.2.2
Paragraf induktif
Paragraf
induktif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya
di akhir sebuah paragraf dan bersifat induksi. Kata induksi asalnya dari bahasa
latin : duxi, ducere, ductum yang
artinya membawa ke; atau memasukan kedalam. selanjutnya istilah induksi dapat
dijelaskan dengan metode pemikiran yang berasal dari hal yang khusus untuk
menentukan simpulan atau hukum di akhir paragraf. Karena kalimat-kalimat atau
pernyataan khusus dapat berupa penjabaran dan contoh-contoh, dan pernyataan
umum itu berupa hukum atau simpulan, sehingga paragraf induktif berkembang dari
contoh dan rincian menjadi simpulan.
Ciri-ciri paragraf induktif
1)
Gagasan utama terletak di akhir paragraf
2)
Kalimat utama terletak di akhir paragraf
3)
Diawali kalimat-kalimat bersifat khusus dan di akhiri kalimat yang bersifat
umum
4)
Pola khusus-umum
5)
Kesimpulan terletak di akhir paragraf
Contoh wacana yang
menggunakan paragraf induktif :
Tidak dapat
dipungkiri bahwa fenomena yang sekarang sedang berkembang adalah cerita –
cerita dari luar negeri lebih familiar bagi anak-anak diantaranya cerita Upin
– Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan
kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja
yang lebih menggandrungi drama korea maupun film- film seperti Spiderman,
Harry Potter, Batman ketimbang cerita asli daerah seperti Malin
Kundang. Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan
lain sebagainya. Selain itu dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu
remi, puzzle UNO, dan
permainan lainnya dari PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan
asli daerah kita seperti engklek, gobak
sodor, dakonan, gundu, egrang dan lain sebagainya.
2.1.2.3
Paragraf deduktif-induktif
Paragraf
deduktif-induktif merupakan perpaduan antara paragraf deduktif dengan paragraf
induktif. Paragraf deduktif-induktif ini, posisi gagasan pokok atau
kalimat utamanya di awal dan akhir sebuah paragraf. Sebuah wacana yang
menggunakan jenis paragraf ini dikembangkan dengan kalimat yang bersifat umum
di awal paragraf dan akhir paragraf sedangkan kalimat-kalimat yang berada di
tengah paragraf (diantara kalimat awal dan kalimat akhir) sifatnya khusus
berupa rincian atau contoh-contoh.
Ciri-ciri paragraf campuran
(deduktif-induktif)
1)
Gagasan utama terletak di awal dan akhir paragraf
2)
Kalimat utama terletak di awal dan akhir paragraf
3)
Diawali kalimat yang bersifat umum dan diikuti
beberapa kalimat yang bersifat khusus, kemudian di akhiri kalimat yang bersifat
umum
4)
Kalimat pertama dijelaskan kalimat kedua, ketiga,
keempat dan seterusnya kemudian ditegaskan/disimpulkan di kalimat yang
terakhir.
5)
Pola umum-khusus-umum
Contoh wacana yang
menggunakan paragraf deduktif-induktif:
Zaman
sekarang kebudayaan Indonesia telah berangsur – angsur punah. Anak-anak akrab
dan hafal dengan kebudayaan luar negeri. Anak-anak sangat gemar dengan cerita Upin
– Ipin, Spongebob, Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan
kartun-kartun lainnya yang ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja
yang lebih menggandrungi drama korea maupun film- film seperti Spiderman,
Harry Potter, Batman ketimbang cerita asli daerah seperti Malin
Kundang, Timun Mas, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut, dan
lain sebagainya.
Selain itu
dalam hal permainan mereka lebih menyukai kartu remi,
puzzle UNO, dan permainan lainnya
dari PS atau komputer hingga game online ketimbang permainan asli daerah kita
seperti engklek, gobak sodor, dakonan,
gundu, egrang dan lain sebagainya. Hal-hal di atas mengindikasikan
bahwa kebudayaan luar lebih disukai dan menjadi kiblat untuk anak – anak maupun
para remaja Indonesia.
2.1.2.4
Paragraf Ineratif
Paragraf
ineratif adalah paragraf yang posisi gagasan pokok atau kalimat utamanya
di tengah sebuah paragraf. Sebuah wacana yang menggunakan jenis paragraf ini
dikembangkan dengan kalimat yang bersifat khusus di awal paragraf dan akhir
paragraf isinya berupa rincian atau contoh-contoh sedangkan kalimat-kalimat
yang berada di tengah paragraf (diantara kalimat awal dan kalimat akhir)
sifatnya umum.
Ciri-Ciri
Paragraf Ineratif
1)
Gagasan utama terletak di kalimat utama pada bagian
tengah paragraf
2)
Di awali dengan hal-hal khusus terlebih dahulu sebagai
pengantar gagasan utama.
3)
Diakhiri kembali dengan hal khusus sebagai penguat
gagasan utama.
Contoh wacana yang
menggunakan paragraf ineratif:
Anak-anak
zaman sekarang lebih gemar dengan cerita Upin – Ipin, Spongebob,
Avatar, Naruto, Marsha and The Bear, Frozen dan kartun-kartun
lainnya yang ditayangkan di televisi. Begitu pun remaja-remaja yang lebih
menggandrungi drama korea maupun film- film seperti Spiderman,
Harry Potter, Batman.
2.1.3
Jenis
Alinea berdasarkan fungsi
2.1.3.1 Alinea pembuka
Alinea pembuka berfungsi mengutarakan satu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai awal sebuah karangan, alinea pembuka harus mampu menjalankan fungsi:
1) Menghantar pokok pembicaraan;
2) Menarik minat dan perhatian pembaca;
3) Menyiapkan pikiran pembaca untuk mendapatkan gambaran umum tentang isi karangan.
Alinea pembuka berfungsi mengutarakan satu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai awal sebuah karangan, alinea pembuka harus mampu menjalankan fungsi:
1) Menghantar pokok pembicaraan;
2) Menarik minat dan perhatian pembaca;
3) Menyiapkan pikiran pembaca untuk mendapatkan gambaran umum tentang isi karangan.
2.1.3.2 Alinea pengembang
Alinea ini mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan di dalam alinea pembuka. Contoh-contoh dan ilustrasi, inti permasalahan, dan uraian pembahasan adalah isi sebuah alinea pengembang.
Alinea ini mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan di dalam alinea pembuka. Contoh-contoh dan ilustrasi, inti permasalahan, dan uraian pembahasan adalah isi sebuah alinea pengembang.
Secara rinci dapat dirumuskan bahwa fungsi alinea
pengembang di dalam karangan adalah:
1) mengemukakan inti persoalan;
2) memberi ilustrasi atau contoh;
3) menjelaskan hal yang akan diuraikan pada alinea berikutnya;
4) meringkas alinea sebelumnya;
5) mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.
1) mengemukakan inti persoalan;
2) memberi ilustrasi atau contoh;
3) menjelaskan hal yang akan diuraikan pada alinea berikutnya;
4) meringkas alinea sebelumnya;
5) mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.
2.1.3.3 Alinea penutup
Alinea penutup berisi simpulan bagian karangan(subbab, bab) atau simpulan seluruh karangan. Mengingat alinea ini dimaksud untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini.
1) sebagai bagian penutup, alinea ini tidak boleh terlalu panjang;
2) isi alinea harus berisi simpulan yang mencerminkan sebagai inti seluruh uraian;
3) sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya alinea ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya.
Alinea penutup berisi simpulan bagian karangan(subbab, bab) atau simpulan seluruh karangan. Mengingat alinea ini dimaksud untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini.
1) sebagai bagian penutup, alinea ini tidak boleh terlalu panjang;
2) isi alinea harus berisi simpulan yang mencerminkan sebagai inti seluruh uraian;
3) sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya alinea ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya.
2.2.
Bentuk Alinea
2.2.1 Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya :
2.2.1.1 Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraph dan dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
2.2.1 Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya :
2.2.1.1 Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraph dan dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
contoh:
Pemakaian
bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum dapat dikatakan
seragam.perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, dan ucapan terlihat
dengan mudah. Pemakiaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering
dikalahkan oleh bahasa daerah. Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan
televisi sudah terjaga dengan baik. Para pemuka kitapun pada umumnya belum
memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Fakta-fakta
di atas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
2.2.1.2 Paragraf Induktif
Letak kalimat utama di akhir paragraph dan diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan
pernyataan umum.
2.2.1.2 Paragraf Induktif
Letak kalimat utama di akhir paragraph dan diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan
pernyataan umum.
Contoh:
Mungkin
anda pernah mendengar tentang peristiwa perampokan mobil yang menimpa ronaldo,
bintang sepakbola asal brasil, dua tahun silam. Dasar nasibnya sedang apes,
saat mengendarai BMW X-5 di Rio Janairo, ia dihadang tiga perampok bersenjata.
Mobil kesayangannya pun dibawa kabur perampok. Untunglah pemain asal
internasionale Milan, klubnya saat itu cepat bertindak. Dengan menumpang
kendaraan yang lewat ia segera menuju kantor polisi. Hanya dalam hitungan jam,
mobilnya sudah ditemukan kembali di pinggir kota Rio. Jangan salah! Ronaldo tidak
memakai jasa paranormal. Kebetulan mobilnya dilengkapi Automatic Verhicle
Location (AVL), sistem pemantau lokasi kendaraan yang terhubung dengan satelit
Global Positioning Sistem (GPS). Posisi mobil selalu dapat di ketahui dari peta
digital yang terpasang di mobil atau operator pemantaunya. (Intisari, juni
2003).
2.2.1.3
Paragraf Deduktif-Induktif
Letak kalimat utama di awal dan di akhir paragraph dan
kalimat utama yang terletak di akhir bersifat penegasan kembali, dengan susunan
kalimat yang agak berbeda.
kalimat yang agak berbeda.
Contoh :
Beberapa tips belajar
menjelang Ujian Akhir Nasional (UAN). Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya
belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan
efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya.
Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku. Oleh karena itu, maka
sebaiknya para guru memberitahukan tips belajar menjelang UAN.
2.2.2
Jenis Paragraf Berdasarkan Maksud dan Tujuan
2.2.2.1 Paragraf Persuasif :
adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau
mengajak pembaca
Ciri-ciri : ada bujukan atau ajakan untuk
berbuat sesuatu
Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu.
Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu.
2.2.2.2
Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu
masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.
Ciri-ciri : ada pendapat dan ada alasannya.
Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan ”meta penampilan” siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan ”meta penampilan” siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
2.2.2.3
Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa
atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
Ciri-ciri : ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.
Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
2.2.2.4
Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Ciri-ciri : ada objek yang digambarkan
Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.
Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.
2.2.2.5
Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu
fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
Ciri-ciri : ada informasi
Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.
Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.
2.2.3
Jenis Paragraf Menurut
Fungsinya dalam Karangan
2.2.3.1
Paragraf Pembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
1.Menghantar pokok pembicaraan
2.Menarik minat pembaca
3.Menyiapkan atau menata
pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.
2.2.3.2
Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang
sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan
dapat difungsikan untuk:
1.
Mengemukakan inti persoalan
2.
Memberikan ilustrasi
3.
Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada
paragraf berikutnya
4.
Meringkas paragraf sebelumnya
5.
Mempersiapkan dasar bagi simpulan.
6.
Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas.
Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut :
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas.
Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1.
Sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak
boleh terlslu psnjsng
2.
Isi paragraf harus berisi simpulan
sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
3.
Sebagai bagian yang paling akhir dibaca,
disarankan paragraf ini dpat menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya
2.3. Bagian Alinea
Pada umumnya alinea terdiri atas lebih dari satu kalimat. Atau
dapat dikatakan bahwa alinea pada umumnya terdiri atas beberapa kalimat.
Dari fungsi dan kandunganya, kalimat dalam alinea
dapat dipilah-pilah menjadi kalimat topik, kalimat pengembangan, kalimat
penutup, dan kalimat penghubung.
2.3.1
Kalimat Topik
Kalimat topik merupakan kalimat yang mengungkapkan
gagasan pokok dalam kalimat yang bersangkutan. Oleh kerena itu kalimat topik
merupakan bagian yang terpenting. Bagian ini mengarahkan dan sekaligus
mengontrol pengembangan alinea. Kalimat topik biasanya terletak di awal alinea.
Namun bisa juga kalimat topik itu terletak di tengah alinea yang bersangkutan.
Karena kalimat topik merupakan kalimat yang terpenting maka kalimat topik
itu hendaknya:
·
Merupakan
kalimat efektif yang menarik
Pengertian efektif dalam kalimat efektif berarti
membuahkan hasil. Hasil yang diharapkan dari suatu kalimat sebagai bagian dari
tuturan ialah pemahaman. Terpahami atau tidak terpahami oleh pihak lain itulah
yang menjadi kriteria efektif tidaknya suatu kalimat atau tuturan kemudian
tambahan menarik itu berarti bahwa kalimat topik hendaknya dapat memikat
perhatian pembaca.
·
Merupakan
susunan yang runtut dan logis
Untuk mengetahui susunan yang runtut dan logis, kita
perhatikan kalimat berikut ini.
1. Pemeliharaan dan penanaman padi dilakukan
pada musim yang tepat.
2. Penanaman dan pemeliharaan padi
dilakukan pada musim yang tepat.
3. Pengajaran sastra tidak diperoleh
melalui bangku ilmiah.
·
Merupakan rumusan yang tidak terlalu umum namun juga tidak terlalu spesifik.
Jika terlalu
umum, maka pengembangannya nanti akan terlalu luas. Sebaliknya jika terlalu
spesifik, maka pengembangannya akan terlalu sempit. Sebagai patokan perlu
diketahui bahwa kalimat yang ringkas biasanya kandungan isinya bersifat umum.
Kalimat yang demikian dapat dispesifikasikan kandungan isinya dengan memperluas
kalimat tersebut atau mengganti kata-kata umum dalam kalimat itu dengan
kata-kata yang khusus.
Kalimat di
atas diketahui bahwa kalimat topik dihasilkan melalui beberapa tahap yaitu
perumusan gagasan umum, lalu menspesifikasikan gagasan umum tersebut dan
kemudian memperbaiki kata-kata atau susunan kalimatnya.
2.3.2
Kalimat Pengembangan
Kalimat pengembangan pada dasarnya adalah
kalimat-kalimat yang menguraikan hal-hal yang terkandung dalam topik. Hal ini
berarti bahwa kalimat-kalimat pengembangan itu hendaknya berpusat pada kalimat
topik agar tercipta adanya kesatuan gagasan. Adanya kalimat pengembangan yang
menyeleweng dari kalimat topik hendaknya dihindari. Untuk itu langkah yang
harus ditempuh ialah perumusan butir-butir pengembangan secara ringkas di bawah
kalimat topik, sehingga terbentuk semacam alinea.
Gagasan pokok yang terkandung dalam kalimat topik pada
hakikatnya Merupakan pengungkapan dari :
·
‘apa yang
akan dibicarakan’ dengan mengajukan pernyataan sehubungan
dengan ‘apa
yang dibicarakan’
·
jawaban
ringkas yang dapat dijadikan butir-butir pengembanganya.
Adapun
pertanyaan yang dapat diajukan itu ialah mengenai ‘bagaimana’.
‘mengapa’,
dan pertanyaan lain yang relevan.
·
Langkah
selanjutnya adalah mengecek apakah butir-butir itu sudah lengkap
ataukah
masih ada yang terlewatkan, dan kemudian menyusun kembali
2.3.3.Kalimat
Penutup
Setelah pengembangan itu sampai pada batas kecukupan,
maka alinea itu sebaliknya segera diakhiri. Kalimat yang mengakhiri alinea
itu disebut kalimat penutup. Demi terwujudnya kesatuan gagasan, penyusunan
kalimat topik hendaknya berdasarkan kalimat-kalimat
pengembangan. Dari ketiga contoh kalimat di atas, dapat kita ketahui bahwa
kalimat penutup dalam suatu alinea dapat berupa penekanan kembali,
kesimpulan dan rangkuman. Dari contoh kalimat di atas diketahui bahwa
dalam menyusun kalimat penutup hendaknya didasarkan pada kalimat topik dan
kalimat-kalimat pengembangannya. Sebagai contoh :
·
Manusia
adalah mahluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda juga empedunya.
Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang serupa dengan itu.
Dalam contoh di atas diperlukan berbagai jenis
binatang yang sedikit empedunya panjang umurnya. Untuk dapat membuat rampatan,
kita hendaknya ingat adanya kata-kata umum dan kata-kata khusus yang dalam tata
makna berhubungan secara hiponim pada. Contoh di atas mahluk merupakan kata
yang sangat umum, manusia dan binatang merupakan kata yang umum, dan kuda
dan keledai merupakan kata yang khusus.
2.3.4
Kalimat Penghubung
Demi terwujudnya kesatuan dan kepaduan antara alinea
satu dengan alinea lain dalam suatu wacana, maka diperlukan adanya kalimat
penghubung. Contoh alinea (a) diawali dengan frase dorongan lain yang
secera eksplisit menunjukan adanya hubungan dengan alinea lain disebut
kalimat penghubung. Adapun katakata yang dipakai untuk menandai dengan hubungan
kalimat lain adalah kata-kata ganti tunjuk: ini, itu, tersebut, demikian,
dan sebagainya. Hubungan antara alinea itu sering juga tidak dinyatakan
secara eksplisit, tetapi hanya secara implisit. Hubungan antar alinea yang
demikian tidak menggunakan kalimat penghubung. Hubungan antaralinea hanya
dapat diketahui dari hubungan isinya. Oleh karena itulah, kalimat penghubung
itu dalam alinea tertentu diperlukan, dan dalam alinea yang lain tidak
diperlukan.
2.4. Syarat Alinea yang Baik dan
Benar
2.4.1
Kesatuan (Unity)
Jadi
kesatuan atau unity bukanlah berarti satu atau singkat kalimatnya,
melainkan berarti kalimat-kalimat
yang ada dalam paragraf
tersebut menyatu untuk mendukung
pikiran utama sehingga
merupakan satu kesatuan yang utuh. Jadi tiap alinea /
paragraf hanya boleh mengandung satu pikiran/tema.
Contoh
paragraf yang memenuhi persyaratan kesatuan :
Masalah mahasiswa di Indonesia umum sekali. Mereka
kebanyakan sulit untuk sepenuhnya
memusatkan perhatian pada studi
mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemuda dari keluarga biasa yang
kurang
mampu. Para mahasiswa itu pun mencari pekerjaan. Oleh karena
itu selama belajar mereka
kadang-kadang terganggu oleh keadaan
ekonomi.
Apabila
paragraf di atas kita analisis, akan kita temukan.
Pikiran
utama
: Masalah umum dalam dunia mahasiswa.
Pikiran
penjelas
: Sulit memusatkan perhatian, berasal dari keluarga biasa, terganggu oleh
ekonomi.
Unsur-unsur
penunjang pada paragraf di
atas benar-benar mendukung gagasan
utama. Dengan perkataan lain,
unsur-unsur penunjang paragraf tersebut membentuk eksatuan ide (unity).
Kepaduan (Koherensi)
Kepaduan
akan terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat- kalimat
yang membina paragraf tersebut,
baik, wajar, dan mudah dipahami
tanpa kesulitan. Pembaca dengan
mudah mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa merasa
bahwa ada sesuatu yang menghambat atau semacam jurang yang memisahkan sebuah
kalimat dari kalimat lainnya, tidak terasa loncatan-loncatan pikiran yang
membingungkan.
Contoh
paragraf menggunakan transisi yang benar:
Perkuliahan bahasa Indonesia sering dapat membosankan, sehingga tidak
dapat perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan bahwa
kuliah yang disajikan dosen
sebenarnya merupakan masalah yang sudah
diketahui mahasiswa, atau
merupakan masalah yang tidak
diperlukan mahasiswa. Di samping itu
mahasiswa yang sudah
mempelajari bahasa Indonesia sejak
mereka duduk di bangku
sekolah dasar atau sekurang-kurangnya
sudah mempelajari bahasa Indonesia selama dua belas tahun,
merasa sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia. Akibatnya memilih
atau menentukan bahan kuliah
yang akan diberikan kepada mahasiswa
merupakan kesulitan tersendiri bagi para pengajar.
Perhatikan
kata atau frase transisi
yang digunakan (digarisbawahi) menatakan hubungan
kalimat. Tanpa menggunakan frase transisi ini tulisan di atas akan
terpotong-potong dan hubungan antar kalimat tidak jelas.
3
Kejelasan
Suatu
paragraf dikatakan lengkap, apabila kalimat topik ditunjang oleh
sejumlah kalimat penjelas.
Tentang kalimat-kalimat penjelas
ini sudah dibicarakan di bagian awal tulisan ini, yaitu pada
unsur-unsur paragraf.
Kalimat-kalimat
penjelas penunjang utama atau
penunjang kedua harus benar-benar menjelaskan pikiran utama,
agar paragraf tersebut memiliki kejelasan sehingga mudah dipahami.
2.5. Metode Pengembangan Alinea
Pengembangan Alinea berkaitan dengan :
·
Posisi
kalimat topik
·
Fungsi
alinea
·
Sifat
informasi yang akan disampaikan (persuatif, argumentatif, naratif, deskriptif,
atau ekspositoris)
A. Pengembangan alinea mencangkup 2
persoalan
1. Kemampuan merinci secara maksimal
gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan.
2. Kemampuan mengurutkan
gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
B. Pengembangan Alinea
·
Metode
Definisi :
Yang dimaksud definisi dalam pembentukan sebuah alinea
adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah
istilah atau hal
·
Metode
Proses :
Pengembangan paragraf ini menguraikan proses bagaimana
sesuatu terjadi atau terwujud.
·
Metode
Contoh :
Sebuah gagasan bisa menjadi jelas jika diperkuat
dengan beberapa contoh atau ilustrasi
·
Metode
Sebab-akibat/ akibat-sebab:
Pengembangna paragraf cara ini dapat dilakukan dengan
menyajikan sebab sebagai gagasan pokok/utama baru diikuti akibatnya sebagai
gagasan penjelas,
atau sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok
utama diikuti dengan penyebabnya sebagai gagasan penjelas.
·
Metode
Umum-khusus/ khusus-umum:
Dalam pengembangan Umum-Khusus, gagasan utama atau
kalimat topik diletakkan di awal paragraf, diikuti oleh kalimat-kalimat yang
mengalndung gagasan bawahan
·
Metode
Klasifikasi:
Cara klasifikasi biasanya dilakukan dengan penyajian
gagasan pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan penjelas secara rinci.
Gagasan penjelas merupakan kalsifikasi dari gagasan utamanya. Misalnya, gagasan
utama A, memiliki gagasan penjelas yang dapat diklasifikasikan menjadi X dan Z.
·
Metode
Perbandingan:
Cara pembandingan merupakan sebuah pengembangna
paragraf yang dilakukan dengan membandingkan atau mempertentangkan guna
memperjelas suatu paparan
BAB. III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alinea tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu
kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Alinea bertujuan untuk
memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema
yang lain serta memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal.
Untuk menyusun alinea secara logis-sistematis
diperlukan alat bantu berupa unsur-unsur penyusun alinea, seperti transisi
(transition), kalimat topik (topic sentence), kalimat
pengembang (development sentence), dan kalimat penegas (punch-line). keempat unsur
penyusun alinea tersebut, terkadang muncul secara bersamaan,terkadang pula hanya
sebagian yang muncul dalam sebuah alinea.
3.2 Kritik dan Saran
Pembaca yang budiman, kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami
miliki, baik dari segi tulisan maupun bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian, dan
juga kami berpesan kepada
pembaca, ambilah sesuatu yang positif dari sebuah coretan yang kami buat, dan semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi kami maupun pembaca dan bisa menambah wawasan kita
dalam memahami bahasa kita sendiri
Daftar Pustaka
https://wede56.blogspot.co.id/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-alenia.html
https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-paragraf
http://www.gurupendidikan.co.id/paragraf-ineratif-pengertian-ciri-contoh/
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-paragraf-alinea-dan-bagian-dari-paragraf-bahasa-indonesia.html?m=1#.WeWZJua__IV
http://www.academia.edu/12093819/ALINEA
suhandiah.ppt.bahasa indonesia
pksm.mercubuana.ac.id/new/…/files…/99009-8-555911592468.doc
REFERENSI
:
http://mcd.bis.telkomuniversity.ac.id/file/Materi%20Kuliah/Bahasa%20Indonesia/Handout%20Bahasa%20Indonesia/Bab_7_Paragraf%20edit%20TOT.pdf(Download
pada hari Sabtu, 7 November 2015).
L.Mullik,Marthen.2010.
Alinea/Paragraf
https://akmalik.files.wordpress.com/2014/09/modul-5-alinea.pdf
Universitas
Nusa Cendana.
http://dokumen.tips/documents/makalah-alinea-atau-paragraf.html
(Sabtu, 7
November 2015)
Komentar
Posting Komentar