“PRESENTASI BISNIS”
(Untuk Memenuhi
Tugas pada Mata Kuliah Komunikasi Bisnis)
KOMUNIKASI BISNIS
Disusun oleh :
KELOMPOK
5
1. Daryl Amanah (NPM: 11217462)
2. Dhea Aprilia (NPM:
11217609)
3. Eva Primayshela Anjani (NPM: 11217994)
4. Rifqi Naufaldi (NPM: 15217200)
5. Mohammad Boris Pasya Zola (NPM: 13217680)
Dosen : Dr. Armaini
Akhirson, SE., MMA
Kelas : 4EA30
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020/2021
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas berkat rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang Presentasi Bisnis yaitu untuk memenuhi tugas Komunikasi Bisnis.
Tugas yang kami buat ini berupa makalah yang bertemakan “Presentasi Bisnis”. Pada tema kali ini, terdapat
beberapa pembahasan yaitu berbicara dan presentasi dalam lingkungan bisnis,
persiapan berbicara dan presentasi, cara pengembangan presentasi bisnis, dan
yang terakhir membahas seni penyampaian presentasi bisnis. Meskipun hal yang terisinya sama, tetapi
dalam makalah ini pembahasannya lebih singkat, jelas, padat, dan mudah
dimengerti. Kami mengangkat tema ini, di kampus kami Universitas Gunadarma, di
mana kami berharap dapat membantu memberikan informasi mengenai presentasi bisnis ini kepada teman-teman agar dapat
mengetahuinya lebih luas.
Makalah ini sangat lah berbeda dengan makalah pada umumnya yang membahas
tentang presentasi bisnis. Walaupun makalah ini sama dengan makalah yang lainnya, tetapi dalam
makalah ini dibahas dengan lebih mendetail dan menggunakan bahasa yang sangat
sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca.
Tangerang, 05 Oktober 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL........................................................................................ i
KATA
PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3
Tujuan Penulisan............................................................................... 2
BAB II PRESENTASI BISNIS....................................................................... 3
2.1 Berbicara dan Presentasi
dalam Lingkungan Bisnis.......................... 3
2.2 Persiapan Berbicara dan Presentasi................................................... 10
2.3 Cara Pengembangan
Presentasi Bisnis.............................................. 16
2.4 Seni Penyampaian
Presentasi Bisnis................................................. 23
BAB
III PENUTUP.......................................................................................... 28
3.1
Kesimpulan........................................................................................ 28
3.2
Saran ................................................................................................. 29
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................... 30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Presentasi dilakukan untuk menyampaikan informasi atau
pemikiran-pemikiran baru mengenai suatu masalah agar dapat dipahami oleh
audience. Namun tidak semua orang bisa melakukan presentasi. Hal ini
dikarenakan prosentasi dilakukan banyak orang, bahkan tidak jarang audience
belum kenal sama sekali oleh presentator. Sehingga wajar jika presentator
merasa gugup dan grogi yang akhirnya dapat mempengarui penampilannya di hadapan
audience. Persiapan yang kurang sangat mempengaruhi seseorang ketika akan
berpresentasi. Latihan dan memahami masalah yang akan dibahas terlebih dahulu,
terkadang orang yang sudah mahirpun tetap akan merasa gugup pada awalnya. Ada
beberapa trik dan tahap yang perlu diperhatikan dalam melakukan presentasi agar
bisa lancar dan tidak terlalu gugup ataupun cangguang ketika mengahadapi
audience.
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan
banyak hadirin atau salah satu bentuk komunikasi. presentasi merupakan kegiatan
pengajuan suatu topik, pendapat atau informasi kepada orang lain. Berbeda
dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik,
presentasi lebih sering dibawakan dalam acara bisnis.
Presentasi juga adalah penyampaian suatu materi atau
masalah kepada pendengar dan khalayak yang mengikuti presentasi. Presentasi
dapat pula diartikan sebagai kegiatan seseorang yang berbicara di hadapan
public, baik dalam kegiatan seminar, kuliah, mengajar di kelas, ataupun
kegiatan sejenis. Orang yang menyampaikan presentasi disebut presentator atau
presenter, sedangkan orang yang menghadiri presentasi disebut audience. Selain
makalah, juga menyiapkan media/alat bantu yang diperlukan dalam presentasi.
Kemudian
latihan
sebelum melakukan presentasi agar benar-benar siap dan menyesuaikan penyampaian
materi dengan waktu yang disediakan.
1.2 Rumusan
Masalah
Agar masalah ini lebih mengarah,
maka diperlukan adanya rumusan masalah. Adapun masalah yang akan kami bahas
dalam makalah ini, diantaranya:
1.
Bagaimana berbicara dan
presentasi dalam lingkungan bisnis ?
2.
Bagaimana persiapan
berbicara dan presentasi ?
3.
Bagaimana cara
pengembangan presentasi bisnis?
4.
Apa saja seni penyampaian presentasi
bisnis ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini, diantaranya:
1.
Untuk mengetahui berbicara dan
presentasi dalam lingkungan bisnis.
2.
Untuk mengetahui persiapan berbicara dan presentasi.
3.
Untuk mengetahui cara pengembangan presentasi bisnis.
4. Untuk mengetahui seni penyampaian presentasi bisnis.
BAB II
PRESENTASI
BISNIS
2.1 Berbicara dan Presentasi dalam Lingkungan Bisnis
Presentasi bisnis bagi
para staf manajer pada semua level atau tingkatan dalam suatu perusahaan
berskala menengah dan besar merupakan hal yang biasa. Baik dalam kaitannya dengan
masalah pemasaran, keuangan, personalia, produksi, dan teknologi informasi.
A. Tujuan Presentasi Bisnis
Presentasi bisnis dapat merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam setiap kegiatan bisnis. Seorang pembicara yang melakukan
presentasi di hadapan audiens tentunya memiliki tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Untuk melaksanakan hal tersebut, tentu dibutuhkan kesiapan mental dan
pemahaman materi yang ingin disampaikan, alat bantu yang digunakan serta
pemahaman yang baik terhadap audiens. Setiap presentasi yang dilakukan
memiliki tujuannya tersendiri, tergantung pada kondisi serta maksud
dilakukannya presentasi tersebut. Secara umum tujuan dari suatu presentasi
bisnis antara lain :
1. Menginformasikan pesan-pesan bisnis kepada audiens.
Pesan-pesan bisnis yng disampaikan haruslah menarik,
sederhana ,mudah dipahami ,dan enak didengar oleh audiens. Hal yang perlu
dihindari adalah melakukan presentasi yang sifatnya membosankan , monoton,
tidak jelas dan penggunaan bahasa yang sulit dipahami.
2. Menghibur audiens.
Selain memberikan informasi,
presentasi bisnis juga memiliki tujuan untuk menghibur audiens. Dalam arti,
bahwa untuk mencapai tujuan presentasi bisnis, seseorang pembicara perlu
menyelipkan humor-humor yang segar
yang mampu menghidupkan suasana. Namun demikian, suasana yang sebenarnya
perlu tetap dijaga agar tidak lepas kendali dan tujuan presentasi yang
sebenarnya tidak tercapai. Seorang pembicara yang ahli dan berpengalaman
tentunya tahu kapan ia harus berlaku serius dalam menyampaikan presentasinya,
serta kapan ia harus menyisipkan humor-humor kecil yang dapat membuat audiens
lebih fresh dan tidak bosan.
3. Menyentuh emosi audiens.
Selain muatan inti dari presentasi disampaikan, serta
mampu menghibur para audiens, prensentasi juga harus mampu menyentuh emosi dan
perasaan audiens dalam memahami materi atau isi dari presentasi, dan dibutuhkan
suatu keahlian tersendiri dalam penyampaiannya. Biasanya pada saat menyampaikan
presentasi pembicara mengkombinasikan kemampuan ekspresi, intonasi suara, sikap
sehingga mampu membuat audiens terhanyut dalam pemahamannya.
4. Memotivasi audiens untuk bertindak sesuatu.
Dalam memotivasi audiens, seorang pembicara perlu
menyatakan secara eksplisit dan bukan menggunakan bahasa basa-basi. Artinya apa
yang diinginkan pembicara harus secara tegas dan jelas tercakup dalam
presentasi.
B. Persiapan Dasar
Presentasi yang baik haruslah didahului dengan
persiapan yang matang, karena dengan melakukan persiapan setidaknya kita telah
memiliki bahan yang akan kita sampaikan. Persiapan-persiapan tersebut meliputi
:
1. Penguasaan terhadap topik atau materi yang akan
dipresentasikan.
Penguasaan terhadap materi yang akan disampaikan
merupakan hal terpenting dalam sebuah presentasi. Berhasil atau tidaknya sebuah
presentasi bergantung pada kemampuan pembicara dalam memahami setiap detail
hal-hal yang terkandung dalam isi materi presentasi.
Ketidaksiapan terhadap materi yang akan
dipresentasikan akan menghambat penyampaian pesan kepada audiens, serta akan
memberikan image yang kurang baik bagi pembicara tersebut.
2. Penguasaan berbagai alat bantu presentasi dengan baik.
Presentasi yang baik bukan hanya terlihat dari isi
materi yang disampaikan tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana cara
membawakannya. Apabila penyampaian presentasi dilakukan secara menarik, maka
audiens akan merasa senang. Terlebih jika pada saat presentasi pembicara
menggunakan berbagai macam alat bantu sebagai penunjang presentasi, seperti
OHP, LCD pojector, slide serta penggunaan audio visual.
3. Menganalisis siapa audiens.
Agar tujuan presentasi dapat tercapai, maka pembicara
perlu mengenal siapa sebenarnya yang menjadi audiens. Metode yang digunakan
adalah dengan menggunakan kata tanya seperti apa, dimana, kapan, mengapa dan
bagaimana, maka pembicara akan dapat menidentifikasi tentang siapa sebenarnya
audiens yang dimaksud.
4. Menganalisis berbagai lingkungan lokasi atau tempat
untuk presentasi.
Seorang pembicara harus mengenal lebih dekat dengan
lingkungan lokasi atau tempat di mana ia akan melakukan presentasi. Pengenalan
terhadap lokasi ataupun tempat akan sangat membantu pembicara dalam
menyampaikan presentasi, penggunaan alat serta menentukan teknik penyampaian
presentasi.
C. Tahap-Tahap Presentasi
Lisan dalam Komunikasi Bisnis
Presentasi yang dilakukan secara lisan haruslah disampaikan
secara sistematis. Hal ini untuk mencegah agar apa yang telah dan akan
disampaikan tidak keluar dari topik utama pembicaraan, setidaknya dalam
melakukan presentasi lisan harus memperhatikan tahapan-tahapan sebagai berikut
:
1. Persiapan berbicara (presentasi) yang berisi penetapan
tujua, analisis audiens, perencanaan isi, panjang dan gaya bicara.
2. Pengembangan presentasi meliputi pembukaan,
pokok-pokok presentasi, penutup, tanya jawab dan alat bantu visual.
3. Penyampaian presentasi atau pidato.
D. Presentasi Lisan Yang Baik
Biasanya presentasi lisan yang dilakukan dengan baik
ditunjang atau ditentukan oleh kepiawaian seorang pembicara dalam menyampaikan
presentasinya. Kepiawaian pembicara dalam menyampaikan presentasinya terlihat
pada kriteria yang dimilik oleh pembicara tersebut antara lain :
1. Mempunyai wawasan, mengetahui dengan tepat kekurangan
dan kelebihan yang ada pada dirinya.
2. Dapat mengetahui dan mengenal audiens, berusaha
memahami sifat pihak yang telah memberikannya kesempatan untuk menyampaikan
presentasi dan menunjukkan kepedulian kepada mereka.
3. Mengetahui alasan sehingga mereka perlu berbicara dan
berharap dapat memenuhi alasan tersebut melalui presentasi yang disampaikan.
4. Senantiasa berlatih agar mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan kebutuhan informasi di pihak audiens dan bersedia memberikan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan oleh audiens.
5. Menganggap penyajian suatu presentasi sebagai sebuah
prestasi. Menyadari bahwa ia harus berusaha keras untuk dapat menarik perhatian
audiens terhadap materi yang disampaikan, mampu memahami sikap audiens yang
tidak selalu konsisten.
6. Dapat menerima kritik atau analisis purna presentasi
mengenai berbagai hal berkenaan dengan presentasinya.
Sedangkan syarat untuk
menjadi seorang pembicara yang handal meliputi :
1. Mengetahui dengan jelas tujuan presentasi.
2. Menguasai subjek presentasi.
3. Yakin bahwa subyek yang dipresentasikan bermanfaat
bagi pendengarnya.
4. Mengetahui latar belakang audiens.
5. Menguasai bahasa pengantar yang juga dikuasai audiens.
6. Jujur, sabar, ramah, dan penuh percaya diri.
7. Mengusai teknik dasar berkomunikasi bisnis yang
efektif.
E. Presentasi Informatif
Presentasi merupakan suatu cara penyampaian informasi
yang dimiliki oleh seorang pembicara kepada audiens. Biasanya informasi yang
disampaikan memiliki muatan tersendiri. Secara umum presentasi yang di dalamnya
terdapat penyampaian informasi memiliki implementasi antara lain :
1. Presentasi yang bertujuan memberikan keterangan.
2. Presentasi deskriptif yang bertujuan menyampaikan
uraian atau penjabaran.
3. Presentasi yang bertujuan menyampaikan definisi.
Keberhasilan
presentasi juga didukung oleh empat macam faktor lain yaitu :
1. Paralanguage
Cara pembicara menyampaikan pesan, termasuk di
dalamnya kecepatan berbicara, nada, volume suara serta artikulasi kata.
2. Body Language
Sering disebut juga dengan komunikasi non verbal,
badan dan bagian badan tertentu dapat dipergunakan sebagai alat pendukung
efektifitas presentasi. Bagian badan yang dapat membantu efektifitas presentasi
terutama wajah, mata, tangan dan posisi badan selama presentasi.
3. Kondisi Ruangan Presentasi
Tata ruang dan kondisi ruangan presentasi dapat
membantu atau menghambat efektifitas presentasi. Ruangan yang luasnya sepadan
dengan jumlah audiens dirasakan nyaman oleh pembicara dan audiens.
4. Faktor-Faktor Lain
Termasuk dalam faktor lain yang dapat mempengaruhi
keberhasilan presentasi adalah penampilan pembicara dan pakaian yang
dikenakan.
F.
Mengorganisasikan Presentasi
Presentasi yang baik dapat disampaikan dengan
mengikuti pola-pola tertentu, sehingga apa yang akan disampaikan dapat dengan
mudah dimengerti oleh orang yang mendengar atau menyimak presentasi tersebut. Ada
beberapa pola yang dapat digunakan dalam mengorganisasikan suatu presentasi
antara lain :
1. Pola Kronologis
Pola penyampaian presentasi yang berisi urutan-urutan
tentang isi dari presentasi mulai dari membahas tentang latar belakang, kondisi
yang terjadi saat ini, kemudian dilanjutkan dengan inti atau maksud presentasi
tersebut.
2. Pola Spasial
Pola ini lebih praktis untuk ringkasan informasional,
tetapi pola ini dapat diadaptasi untuk membuat proposal persuasif. Bila hal
pokok suatu presentasi berhubungan dengan promosi suatu produk atau jasa,
dengan menekankan struktur atau fungsi tiam item, maka menyajikan gagasan
spasial terbukti akan bermanfaat.
3. Pola Topikal
Pola yang berhubungan dengan topik, topik utama dibagi
ke dalam dua hal atau kategori utama. Seringkali, hal ini melibatkan pembuatan
daftar alasan yang membenarkan penerimaan proposal. Maksud utama tidak memiliki
hubungan yang logis selain hubungan dengan tujuan atau topik utama. Pola
ini dapat digunakan pada hampir setiap persoalan, tujuan atau khalayak. Pola
topikal ini merupakan metode yang berguna untuk organisasi presentasi.
4. Pola Kausal
Cara lain untuk menyusun gagasan adalah membahas
penyebab suatu masalah dan mempertimbangkan akibat atau hasil berikutnya atau
dapat membaliknya dengan cara memeriksa kondisi yang sudah diketahui (akibat)
dan kemudian memberikan penjelasan mengenai penyebab-penyebabnya.
5. Pola Pemecahan Masalah
Dalam pola ini membagi topik menjadi dua hal utama merupakan
cara yang paling sederhana dalam menggunakan pola ini. Hal yang pertama
menunjukkan atau mendiagnosis masalah, dan dalam hal kedua memberikan suatu
cara.
G. Mengakhiri Presentasi
Setiap presentasi, apakah presentasi itu pendek atau
panjang, memerlukan pendahuluan pesan dan mengkaji pesan pada bagian akhir.
Bagian akhir dari presentasi disebut juga dengan penutup biasanya berisi
kesimpulan dan beberapa hal yang dijadikan rekomendasi untuk pelaksanaan suatu
kegiatan. Kesimpulan sebagian besar merupakan ulasan. Terdapat beberapa
komponen yang harus dikumpulkan untuk memenuhi fungsi tersebut, yaitu :
1. Meringkaskan hal-hal utama
Dalam penyampaian presentasi, seorang pembicara
hendaknya harus mampu membuat isi atau materi presentasi dibuat seringkas
mungkin, dalam arti hanya pokok-pokok bahasan saja yang disampaikan. Perlu
dihindari penyampaiaan sesuatu yang menyimpang dari pokok bahasan utama serta
hal-hal yang hanya aakan membuang waktu saja.
2. Memusatkan tema dan tujuan anda
Saat penyampaian presentasi dilakukan, pembicara harus
selalu fokus pada apa yang disampaikan, jangan menyampaikan sesuatu diluar
pokok materi yang telah disiapkan. Hal ini bertujuan agar presentasi yang
disampaikan akan memiliki arah pembicaraan yang sesuai dengan tema dan tujuan
presentasi.
3. Mengingatkan kembali para penyimak tentang
desakan/urgensi perusahaan
Presentasi yang baik biasanya berisi hal-hal yang
sangat ingin diketahui oleh para penyimak. Penyimak tentu akan sangat antusias
mengikuti presentasi karena terdapat maksud didalamnya yaitu ingin mengetahui
secara jelas isi dari presentasi. Oleh karena itu, tugas dari seorang pembicara
adalah selalu menyampaikan hal yang menuntut keseriusan penyimak untuk mampu
menerapkannya, terlebih jika menyangkut tentang kebijakan perusahaan.
4. Memberikan jalan tindakan yang jelas kepada para
penyimak
Sampaikan pula solusi atau tindakan yang dapat
dijadikan pedoman bagi para penyimak untuk dapat menjalankan hal-hal atau misi
yang terkandung dalam presentasi yang disampaikan.
5. Mempersilahkan pengajuan pertanyaan
Pada bagian-bagian tertentu, berikanlah kesempatan
audiens atau penyimak untuk menyampaikan sesuatu yang belum atau kurang jelas
dengan cara mengajukan pertanyaan. Hal ini merupakan feedback atau respons yang
baik apabila dalam presentasi tersebut terjadi interaksi, sehingga hal-hal yang
belum atau kurang jelas dapat ditemukan solusi atau jalan keluarnya.
2.2 Persiapan Berbicara dan Presentasi
Persiapan berbicara atau
presentasi, relatif sama dengan persiapan dalam menyusun pesan tertulis untuk dikirimkan
kepada audience. Saluran yang digunakan dalam media presentasi adalah
saluran lisan. Karenanya, diperlukan
beberapa teknik
komunikasi khusus yang berbeda dengan komunikasi tertulis.
Keterampilan berbicara di depan umum (public speaking)
atau melakukan presentasi (presentation) secara efektif dengan
bahasa lisan (verbal) adalah kebutuhan bagi orang-orang yang ingin sukses.
Apapun profesi atau pekerjaan seseorang seperti politisi, pejabat pemerintah, manajer
perusahaan, pegawai atau karyawan, professional, ilmuwan, pengusaha, dan guru suatu
saat pasti dituntut untuk berbicara atau memberi presentasi di depan orang
banyak dan kemampuannya berbicara itu secara langsung maupun tidak langsung
akan membawa dampak bagi pekerjaan atau diri pribadinya.
Orang yang cakap berbicara di hadapan orang banyak
pada umumnya mendapat respek dan penghargaan orang banyak. Sebaliknya, orang
yang tidak cakap berbicara di hadapan orang banyak, sekalipun yang bersangkutan
hartawan dan berpangkat akan kurang mendapat penghargaan yang setimpal dengan
kedudukannya. Berkaitan dengan ini, Larry King, yang pernah mengaku bahwa mata
pencahariannya selama tiga puluh tujuh tahun adalah berbicara mengatakan, “Jalan
menuju sukses, baik sosial maupun professional, dilalui lewat berbicara. Bila
Anda tidak meyakinkan sebagai pembicara, jalan itu dapat sangat buruk.”
Persiapan dalam
presentasi dimulai dengan menentukan tujuan penulisan pesan, menganalisis
audience, menentukan ide pokok, dan memilih saluran beserta
medianya. Berikut keterangannya :
a. Menentukan Tujuan
Secara umum tujuan komunikasi bisnis, dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Untuk memberikan informasi.
2. Untuk mempengaruhi (persuasi).
3. Untuk memaksa atau memberikan instruksi (regulatori).
Tujuan komunikasi tersebut,
akan menjadi dasar dalam menentukan isi pesan, gaya presentasi, dan tingkat
interaksi antara pembicara dengan audience.
b. Menganalisis Audience
Secara umum analisis audience yang pertama dilakukan
menyangkut latar belakang, meliputi pendidikan, usia, pekerjaan,
pengalaman, hobi, dan lain-lain. Dari latar belakang dapat diketahui apa
kebutuhan dan keinginan audience. Pemahaman kebutuhan dan keinginan audience
selanjutnya akan digunakan untuk menentukan gaya/pendekatan dan isi presentasi
yang tepat. Setelah latar belakang kemudian dianalisis ukuran/jumlah,
komposisi, dan reaksi.
1) Jumlah
Ketahui berapa jumlah audience dalam
presentasi apakah hanya terdiri dari beberapa orang saja, puluhan orang
atau bahkan lebih dari seratus. Presentasi dengan jumlah audience yang berbeda
menuntut penggunaan pendekatan yang berbeda pula. Pada presentasi dengan
audience beberapa orang saja memungkinkan untuk melakukan diskusi,
tanya jawab, dan bersama-sama menyusun kesimpulan. Namun, presentasi
dengan audience yang semakin banyak, pendekatan seperti di atas sulit
dilakukan. Yang paling mungkin dilakukan adalah pendekatan satu arah, yaitu
pembicara berbicara atau bercerita kepada audience.
2) Komposisi
Presentasi dengan jumlah audience yang relatif banyak,
menuntut pembicara memahami komposisi audience. Misalnya apa
saja tingkat pendidikan audience termasuk jumlah masing-masing
tingkat. Usia audience berkisar dari berapa sampai berapa, dan bagaimana
penyebarannya. Komposisi audience yang relatif sama disebut dengan audience
homogen. Misalnya presentasi di hadapan siswa SMA akan menghadapi audience yang
relatif homogen. Homogenitas siswa SMA dapat dilihat dari usia yang
relatif sama. Komposisi audience yang besar tingkat perbedaannya disebut
heterogen. Misalnya, seorang sales kompor gas presentasi di hadapan ibu-ibu
peserta arisan kampung. Meskipun jenis
kelaminnya sama, namun pendidikannya berbeda, usianya sangat beragam,
pekerjaannya sangat beragam, dan penghasilan keluarganya pun sangat beragam.
3) Reaksi
Secara umum reaksi audience dapat digolongkan menjadi
3, yakni menolak, menerima, dan tidak bereaksi. Sebelum presentasi
dimulai, pembicara harus mempersiapkan diri menghadapi
kemungkinan dari reaksi audience. Meskipun reaksi audience dapat
diperkirakan atau diprediksi sebelumnya, namun kadang-kadang mereka
atau sebagian dari mereka bereaksi tidak seperti yang diperkirakan. Oleh
karenanya, pembicara harus mempersiapkan diri untuk menghadapi setiap
kemungkinan. Setelah pembicara menyadari bahwa reaksi audience tidak seperti
yang diperkirakan, pembicara harus segera menyesuaikan pendekatan yang
digunakan dalam presentasi. Dengan demikian, pembicara tidak akan kehilangan
pengendalian dalam presentasi itu.
Teknik dalam berbicara di depan
umum dan presentasi, dimana menurut beberapa pakar public speaking,
seorang pembicara umum perlu memperhatikan hal-hal berikut ini :
·
Pendekatan
dan Permulaan
Begitu Anda berdiri di depan mimbar (di depan
pendengar), pergunakan waktu sejenak dengan sangat tenang (untuk menatap
sekilas semua pendengar dan mungkin untuk meletakkan catatan/bahan), lalu untuk
menyampaikan kalimat pertama yang meyakinkan untuk diucapkan. Ada beberapa
pilihan cara memulai pembicaraan, tergantung suasana pendengar Anda. Misalnya,
bisa dengan mengajukan pertanyaan, bisa dengan menyampaikan cerita singkat atau
pengalaman, yang nanti ada kaitan
dengan materi pembicaraan, bisa dengan sebuah
permainan, atau langsung dengan mengutarakan gambaran umum tentang materi
pembicaraan.
·
Mengatasi kegugupan di depan panggung
Gugup dan demam panggung adalah hal yang normal dialami setiap pembicara di
depan umum, bahkan pembicara terbaik pun pernah mengalami gugup atau demam
panggung pada saat mereka pertama kali berbicara di depan umum. Rasa gugup dan
demam panggung hanya bisa diatasi dengan proses latihan.
·
Membuat ketertarikan pendengar
Unsur penting yang membuat orang tertarik mendengar pembicara adalah:
hal-hal baru (materi pembicaraan menarik); Pembicaraan masuk akal; jangan
pernah minta maaf pada para pendengar sebab itu tidak menarik (jadi pandanglah
bahwa pendengar menyenangi Anda dan pembicaraan Anda); Segar, aktual, dan
kadang-kadang diselingi humor.
·
Menjaga ketepatan berbicara, kejernihan, dan volume suara
Ucapkan kata-kata Anda dengan jelas dan bicara dengan suara yang cukup kuat
agar semua pendengar dapat mendengar suara Anda dengan jelas. Bicara secara
tepat, tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat sehingga memudahkan
pendengar menerima ide Anda. Suara Anda harus terdengar mengasikkan (expressiveness)
seperti halnya jika Anda berbicara kepada sahabat karib Anda.
·
Mempercayai kemampuan sendiri
Anda harus menghilangkan semua keraguan mengenai kemampuan yang Anda miliki
untuk maju. Mahir berbicara di depan umum membutuhkan keahlian dan latihan.
·
Memperbanyak perbendaharaan kata-kata
Penguasaan perbendaharaan kata-kata yang banyak dan pemilihan kata yang
tepat akan mampu meningkatkan kelancaran dan ketepatan berbicara. Isi
pembicaraan bertambah variatif sehingga tidak membosankan.
·
Memberi tekanan dalam pembicaraan dan bersemangat (antusias)
Semua gerakan Anda - mata, ekspresi wajah, gerakan tubuh, suara - haruslah
Anda tunjukkan kepada pendengar Anda dengan penuh semangat. Anda harus selalu
tampak penuh perhatian dalam mengkomunikasikan ide Anda. Bicaralah dengan penuh energy, bergairah,
dan tidak ragu. Jangan bicara setengah-setengah, bimbang, apalagi dengan mulut
setengah terbuka. Cara bicara yang tepat adalah dengan suara yang bulat dan
penekanan yang baik.
·
Menepati waktu
Berhentilah berbicara sebelum pendengar mengharapkan Anda untuk segera
berhenti berbicara atau turun dari panggung. Tepatilah waktu yang telah
ditetapkan (know when to stop talking).
·
Memiliki kelancaran berbicara dan rasa humor
Untuk berbicara dengan lancar, Anda harus berbicara dengan santai, rileks,
dan tidak kaku. Dalam hampir setiap pembicaraan yang efektif harus ada sedikit
unsur humor, yaitu sesuatu yang lucu atau menggelikan hati sehingga dapat
menimbulkan tertawa.
·
Berbicara dengan menyenangkan dan wajar
Jika tenggorokan Anda kering minumlah sedikit, jika mulut Anda berbusa atau
Anda berkeringat dan Anda perlu mengelapnya, gunakanlah sapu tangan, itu untuk
menjaga agar Anda tetap berbicara dengan menyenangkan. Kemudian, Anda perlu
bersikap wajar atau tidak berlebihan dalam menyampaikan kata-kata atau informasi.
Hal yang juga penting, pada umumnya pendengar menginginkan seseorang berbicara
dengan jelas, sederhana, dan nyata. Mereka tidak menyukai kata-kata yang tidak
jelas artinya.
·
Menggerakkan tubuh secara alami
Gerakan tubuh, apabila dilakukan dengan baik dan sesuai atau alami akan
melipatgandakan kemampuan pembicara karena lebih menarik untuk
dipandang. Gerakan tubuh adalah bahasa non-verbal. Untuk penyampaian
pikiran dan perasan tertentu, gerakan tubuh jauh berarti daripada kata-kata.
·
Memakai pakaian yang serasi
Pepatah mengatakan bahwa pakaian mencerminkan kepribadian seseorang.
Pendengar akan menaruh hormat (respect) terhadap pembicara yang memakai pakaian
yang serasi dalam hal potongan, warna, ikat pingang, sepatu, dasi, dan
sebagainya.
·
Penutupan dan Pengakhiran
Setelah panjang lebar menyampaikan poin-poin penting, berhenti sejenak
(pergunakan transisi yang tepat), lalu mungkin mengatakan, “sekarang saya
sampai pada kesimpulan” atau “Apakah di antara Anda (masih) ada yang
pertanyaan?”, dan jangan lupa kata-kata terakhir “Terima kasih”. Kemudian
meninggalkan mimbar dengan senyuman manis .
2.3 Cara Pengembangan Presentasi Bisnis
Di dalam presentasi bisnis,
audiens pada umumnya sudah siap untuk mendengarkan apa yang akan
dipresentasikan. Seperti halnya laporan tertulis, sebagian besar presentasi
bisnis dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari audiensnya. Meskipun
presentasi bisnis bisa mengandung unsur humor, tetapi presentasi bisnis tidak
semata-mata dimaksudkan untuk memberi hiburan. Secara umum, format presentasi
terdiri dari 3 bagian yaitu bagian pembukaan, bagian isi, dan bagian penutup.
1. Bagian Pembukaan
Bagian pembukaan berisi/bertujuan mendapatkan
perhatian audiens, membangun kepercayaan diri, dan mempersiapkan audiens. Oleh
karena itu, bagian pembukaan harus dibuat menarik agar audiens tertarik dan
siap menerima presentasi.
a. Menarik perhatian audiens
Sebelum pembicara menyampaikan materi presentasi, ia
harus dapat menarik perhatian audiens terlebih dahulu. Mendapatkan perhatian
audiens merupakan faktor penting dalam kesusksesan presentasi. Oleh karena
sebaik apapun persiapan presentasi yang telah dilakukan, tanpa perhatian dari
audiens, presentasi tidak ada maknanya. Faktor penarik perhatian audiens
(umpan) dapat berupa intensitas, gerakan, keakraban, kebaruan, humor dan
ketegangan (Cuurties et. All. 1996:311).
b. Intensitas
Sesuatu yang lain dari hal yang ada di sekitarnya akan
menarik perhatian, contohnya cahaya, suara, bau, dan objek. Cara menarik
perhatian dengan intensitas dapat dilakukan dengan menampilkan objek, baik
melalui OHP maupun viewer, atau menunjukkan objek yang tidak dibawa atau tidak
dimiliki audiens.
c. Gerakan
Objek yang bergerak biasanya lebih menarik daripada
objek yang diam. Seorang pembicara yang tadinya duduk kemudian membuat gerakan
berdiri akan lebih menarik perhatian audiens.
d. Keakraban
Salah satu cara untuk menarik perhatian adalah dengan
mengacu pada keakraban. Jika pembicara dapat mengenali audiens, baik dalam hal
nama, jabatan, atau prestasi, maka pembicara tersebut lebih menarik perhatian
audiens daripada tidak mengenal sama sekali. Hal yang seringkali ditemui dalam
presentasi adalah menyebut beberapa nama atau jabatan, atau prestasi audiens
sebelum membahas materi.
e. Kebaruan
Sesuatu yang baru akan lebih menarik perhatian audiens daripada sesuatu
yang sudah dikenalnya. Pendapat itu bertentangan dengan Bovee & Thill yang
menyatakan bahwa audiens akan lebih tertarik untuk membahas
materi yang sudah dipahaminya. Mereka juga mengatakan bahwa materi yang
kurang relevansinya dengan diri audiens akan menjadi kurang menarik (Bovee
& Thill, 1995:601).
f. Humor
Humor akan menarik perhatian audiens karena humor akan
menurunkan ketegangan, baik dari audiens maupun dari pembicaranya. Namun
demikian, humor dalam presentasi bisnis harus relevan dan dengan cita rasa yang
baik. Selain itu, karena humor ini hanya untuk menarik perhatian audiens, maka
jumlahnya relatif kecil.
g. Ketegangan
Situasi yang diciptakan dengan kesan tegang juga dapat
menarik perhatian audiens. Namun demikian, situasi tegang itu sebaiknya segera
diakhiri agar audiens segera menangkap materi dan memberikan umpan balik, baik
dengan pertanyaan maupun dengan komentar-komentar. Tidak semua faktor tersebut
harus digunakan oleh pembicara secara bersamaan, pembicara dapat menggunakan
satu atau kombinasi diantaranya. Pemilihan faktor penarik minat itu disesuaikan
dengan situasi, audiens, dan faktor pembicara sendiri.
h. Membangun kredibilitas
Pembicara yang memiliki kredibilitas tinggi lebih
diterima audiens daripada berkredibilitas rendah. Penampilan yang rapi akan
meningkatkan kredibiltas pembicara. Pada umumnya, orang yang memiliki
kompetensi paling baik dalam materi yang dipresentasikan akan mendapatkan
kredibiltas yang lebih tinggi.
i. Peninjauan audiens
Pada bagian awal presentasi perlu dilakukan peninjauan
oleh audiens, yaitu membiarkan audiens memahami apa yang akan dipresentasikan
dengan membacakan judul presentasi atau membacakan tujuan presentasi.
Pemahaman judul atau tujuan presentasi akan membantu audiens memahami isi
presentasi secara keseluruhan.
2. Bagian Isi (Body)
Bagian isi atau sering disebut batang tubuh merupakan
bagian terpenting dari presentasi, sedangkan bagain pembukaan dan penutup
merupakan sarana yang mendukung bagian isi. Pada bagian isi semua latar
belakang, pokok pikiran, alasan-alasan, dan kesimpulan dikemukakan. Oleh karena
itu, bagian isi harus memiliki struktur yang jelas, dengan urutan pembahasan
yang mudah dipahami dan berusaha mempertahankan perhatian audiens.
a. Penekanan struktur/format
Di dalam komunikasi tertulis, struktur penulisan
bagian isi lebih mudah diidentifikasi dengan melihat judul paragraf, jarak
antarparagraf, dan daftar yang ada. Di dalam sebuah presentasi, format/struktur
itu relatif sulit diidentifikasi. Untuk melihat struktur/format presentasi,
audiens dapat menggunakan transisi. Transisi adalah kata-kata atau
kalimat-kalimat yang menghubungkan kalimat-kalimat atau bagian-bagian dalam
presentasi (Curties at.al. 1996:316). Sementara untuk menghubungkan paragraf
satu dengan yang lain atau menghubungkan pokok pikiran satu dengan pokok
pikiran yang lain dapat digunakan transisi, seperti sekarang akan dibahas
masalah A, pembahasan kita sekarang adalah B, selanjutnya akan dibahas pokok
pikiran Z, atau berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil.
b. Urut-urutan bagian isi
Bagian isi harus memiliki urutan yang jelas dan logis
untuk mempermudah audiens dalam memahami presentasi. Urut-urutan bagian isi
akan berhubungan dengan pola organisasi pokok pikiran. Pola organisasi pokok
pikiran dapat dibedakan menjadi kronologikal, spasial, topical, kausal,
pemecahan masalah, klimaks, dan antiklimaks. Apabila pembicara memilih pola
organisasi pokok pikiran yang lain, maka urutan pembahasannya
mengikuti pola tersebut. Hal yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana pembicara memilih satu pola organisasi yang sesuai dengan
tujuan, audiens dan situasinya. Dengan demikian, baik pembicara maupun audiens
bisa mencapai tujuan.
c. Mempertahankan minat audiens
Apabila di bagian awal pembicara perlu menarik
perhatian audiens, maka pada bagian isi atau batang tubuh, pembicara harus
dapat mempertahankan perhatian audiens. Perhatian pada bagian isi sangat
penting karena di sinilah ide-ide pokok presentasi disampaiakan. Menarik
perhatian pada bagian pembukaan dimaksudkan sebagai pancingan agar audiens
lebih dahulu tertarik dengan presentasinya. Sementara tahap selanjutnya berada
pada isi presentasi. Berikut beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk
mempertahankan perhatian audiens: menghubungkan topik presentasi dengan
kebutuhan audiens; menggunakan bahasa yang jelas; dan menjelaskan hubungan
antara tujuan presentasi dengan ide-ide pokoknya (Bovee & Thill, 1995:604).
d. Menghubungkan topik presentasi dengan kebutuhan
audiens
Apabila pembicara dapat menghubungkan topik atau pokok
pikiran presentasi dengan kebutuhan audiens, maka dapat dipastikan bahwa
audiens akan memperhatiakn pembicara. Oleh karena audiens memiliki suatu
kebutuhan tertentu, dan pada saat topik yang berhubungan dengan kebutuhan
tersebut dikemukakan, maka mereka memandang mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
e. Menggunakan bahasa yang jelas
Penggunaan bahasa yang tidak jelas akan membuat audiens cepat bosan.
Demikian juga dengan penggunaan istilah khusus (jargon) yang hanya dipahami
oleh kelompok tertentu. Oleh karena itu, gunakan bahasa yang mudah dipahami
atau yang familiar. Usahakan untuk tidak menggunakan
istilah khusus (jargon). Apabila harus menggunakannya, berikan juga makna
dari jargon tersebut.
f. Menjelaskan hubungan topik dengan ide-ide yang
familiar
Dalam presentasi dengan audiens yang sudah sedikit
memahami, cukup memahami, dan sangat memahami, pembicara perlu menghubungkan
topik dengan ide-ide yang sudah mereka kenal sebelumnya. Hal tersebut bukan
hanya mempermudah audiens dalam memahami, tetapi juga memungkinkan audiens
untuk menghubungkannya dengan apa yang sudah melekat di dalam ingatan audiens.
Dengan demikian, presentasi akan lebih menarik minat audiens.
3. Bagian Penutup
Bagian penutup harus terstruktur sehingga audiens
memahami ide pokok yang disampaikan. Lebih dari itu, pada bagian ini pembicara
harus memperhatikan 3 hal yaitu (1) meringkas dan mengulang pokok pikiran; (2)
menggarisbawahi tahap selanjutnya; dan (3) menutup dengan pesan positif (Bovee
& Thill, 1995:604).
a. Meringkas pokok pikiran
Sebelum presentasi ditutup, pembicara harus mengulang
pokok pikiran yang telah dijelaskan dibagian isi. Maksud pembuatan ringkasan
pokok pikiran kemudian membacanya adalah untuk mengingatkan kembali akan isi
presentasi sehingga audiens mampu memahami secara jelas isi dan maksud
presentasi.
b. Menggarisbawahi tahap selanjutnya
Secara umum, tujuan presentasi bisnia adalah
menginginkan audiens untuk melakukan perubahan tertentu, seperti dalam hal
sikap, perilaku, tindakan, nilai, dan kepercayaan. Oleh karen itu, pembicara
harus menekankan tindakan yang harus dilakukan audiens setelah presentasi
berakhir. Tindakan yang diinginkan harus cukup jelas. Jika ada, pertanyaan
biasa
diajukan secara bergiliran baru kemudian dijawab. Ada
kemungkinan pertanyaan terlupakan atau kurang dipahami betul intinya sehingga
penanya mungkin kurang merasa puas.
4. Periode Tanya Jawab
Periode tanya jawab adalah suatu sesi yang hampir
selalu ada dalam presentasi. Tanya jawab di maksudkan untuk membantu audiens
lebih memahami pesan yang kita sampaikan. Namun sering kali sesi tanya jawab
menyebabkan ketakutan bagi presenter, yaitu ketakutan jika tidak bisa menjawab
pertanyaan dan ketakutan tidak bisa memberikan jawaban yang maksimal. Bagi
presenter yang tidak melakukan persiapan sangatlah wajar apabila mengalami
ketakutan. Jika ada presenter yang menghindar dari sesi tanya jawab maka dia
akan kehilangan peluang menjadi presenter yang lebih baik. Ada beberapa manfaat
yang akan kita peroleh dalam sesi tanya jawab seperti yang disampaikan oleh
Rhonda Abrams dalam bukunya Winning Presentation In A Day tanya
jawab memiliki manfaat yang besar untuk presenter, yaitu :
a. Memungkinkan kita menunjukkan keahlian dalam topik
yang kita bahas.
b. Menyediakan kesempatan tambahan untuk berinteraksi dan
membangun hubungan dengan audiens.
c. Membantu kita mengukur pemahaman audiens.
d. Memberikan umpan balik yang membantu kita memperkuat
presentasi di masa yang akan datang.
Dalam menjawab pertanyaan audiens, presenter harus bersifat objektif,
sabar, dan tidak berkesan merendahkan. Dengan demikian, sesi tanya jawab itu
dapat membantu pembicara atau presenter dalam mencapai tujuan presentasi, bukan
malah sebaliknya.
2.4 Seni Penyampaian Presentasi Bisnis
Ada berbagai seni dalam penyampain presentasi bisnis yaitu, sebagai berikut
:
1. Penggunaan Visual Aid
Dalam presentasi bisnis yang bersifat formal,
pembicara memerlukan visual aid. Beberapa manfaat penggunaan visual aid, yaitu
:
·
Dapat
menyederhanakan materi yang kompleks sehingga mudah dipahami audiens.
·
Visual
aid dapat membantu, baik pembicara maupun audiens untuk mengingat informasi
penting dari presentasi itu.
·
Dimaksudkan
untuk menambah atau menciptakan daya tarik presentasi. Setelah membahasa
beberapa materi, pembicara kemudian menunjukkan visual aid yang telah
dipersiapkan agar presentasi tidak terasa monoton.
Dalam penggunaan visual aid ada berbagai hal yang
perlu di perhatikan salah satunya, yaitu :
a. Menyusun Visual Aid
Dalam presentasi, pembicara dapat menggunakan dua
jenis visual aid, yaitu:
·
Visual
aid alam bentuk tulisan (text visual aid).
Pada umumnya, visual aid dalam bentuk tulisan
digunakan untuk menunjukkan suatu kesimpulan presentasi atau untuk menunjukkan
garis presentasi.
·
Visual
aid dalam bentuk grafik (graphic visual aid)
Visual yang termasuk visual aid grafik antara lain
grafik garis, diagram lingkaran, grafik batang, diagram organisasi, dan diagram
peta. Penggunaan masing-masing visual aid dalam bentuk grafik disesuaikan
dengan kebutuhannya. Untuk menyusun visual aid yang benar-benar dapat membantu
presentasi sehingga didapatkan manfaat-manfaat
seperti disebutkan di atas tidaklah mudah. Oleh karena
itu, penyusunannya perlu dilakukan secara hati-hati. Visual aid harus
sederhana. Tujuan penyusunan visual aid yang sederhana adalah agar mudah
dipahami oleh audiens.
b. Memilih Media Visual Aid
Setelah memahami dua bentuk visual aid, yaitu tertulis
dan grafik, selanjutnya adalah memilih media untuk menyampaikannya dalam suatu
presentasi. Media yang dapat digunakan untuk menyampaikan visual aid tersedia
dari yang paling sederhana seperti handout sampai yang modern, yaitu komputer.
Berikut akan dibahas masing-masing media secara singkat:
·
Handout
Handout merupakan visual aid yang paling sederhana dan
mudah pembuatannya sehingga banyak digunakan. Media handout memungkinkan
pembicara untuk mempersiapkan, baik visual aid tulisan maupun grafik ke dalam
tulisan kemudian digandakan dan dibagikan kepada audiens (biasanya sebelum
presentasi dimulai). Handout berisikan ringkasan materi presentasi, kesimpulan,
dan grafik-grafik yang membantu pemahaman audiens.
·
Papan
tulis dan whiteboard
Papan tulis dan whiteboard merupakan media visual aid
yang sederhana dan praktis. Dalam suatu presentasi yang dihadiri tidak terlalu
banyak orang, media papan tulis dan whiteboard dapat digunakan. Namun untuk
presentasi dengan audiens yang banyak, tentu saja penggunaan media itu tidak
efektif. Contoh presentasi dengan media papan tulis dan whiteboard adalah
presentasi yang dilakukan oleh Manajer Pemasaran tentang cara-cara memasarkan
produk baru kepada staffnya.
2. Ketrampilan Praktis dalam presentasi
Disamping persiapan dalam hal materi dan media,
pembicara perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan presentasi. Kemudian faktor-faktor tersebut disebut keterampilan
praktis dalam presentasi, diantaranya sebagai berikut :
a. Cara berpakaian
Dalam presentasi formal, cara berpakaian menentukan
kredibilitas. Cara berpakaian menunjukkan citra diri orang tersebut. Oleh
karena itu, hal ini perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Berikut beberapa
tipsnya :
·
Pakaian
dipilih yang serasi, baik warna maupun bentuk/modelnya.
·
Memperhatikan
kelengkapan pakaian, seperti resleting, kaos kaki, sepatu dan lain-lain.
·
Memeriksa
kerapian atau kesempurnaan berpakaian, seperti kerah baju, kancing baju, tali
sepatu dan lain-lain.
·
Untuk
pembicara perempuan, perhatikan penggunaan make up. Make up tidak perlu tebal,
dan tidak boleh juga tidak memakai make up sama sekali karena akan terlihat
citra kurang profesional.
b. Pandangan mata
Untuk menunjukkan etika dan kewibawaan, pembicara
harus memandang ke arah audiens. Pandangan mata menyapu seluruh audiens, tetapi
kalau sedikit, pembicara dapat memandang satu-persatu, tetapi tidak boleh lama,
dan juga tidak dibenarkan mamandang ke lantai, ke atap, atau pada cacatan
secara terus menerus pada saat berbicara.
·
Presentasi
dengan sikap tubuh berdiri
Sikap tubuh pada saat presentasi adalah berdiri tegak
dengan kaki sedikit terbuka. Tujuannya agar dapat berdiri dengan kokoh, tetapi
sedikit terbuka. Tangan bisa digunakan untuk menekankan pembicaraan, dan dapat
pula untuk mengatur jalannya presentasi, misalnya menulis di
papan tulis, membuka file presentasi, atau yag lain. Sikap
yang harus dihindari adalah memasukkan tangan ke dalam saku atau melakukan
gerakan-gerakan yang tidak perlu secara terus-menerus, seperti memegang dasi,
taplak meja atau bahkan menggaruk-garuk kepala.
·
Suara
Suara merupakan faktor yang sangat penting. Oleh
karena itu, harus mendapatkan perhatian besar. Agar presentasi dapat berjalan
dengan baik, maka pembicara harus berlatih. Latihan mencakup mengeluarkan suara
dengan jelas, tidak menoton, dengan tekanan yang tepat dan bersemangat.
·
Suara
jelas dan keras
Pengucapan kata harus jelas agar makna mudah
ditangkap. Selain itu, kata-kata juga harus diucapkan cukup keras agar dapat
didengar oleh seluruh audiens.
·
Suara
tidak menoton
Kalimat harus diberi tekanan-tekanan tertentu agar
suara tidak menoton. Kata-kata tertentu yang dirasa penting diberi tekanan yang
lebih keras dan kata lain dapat lebih lemah.
·
Suara
bersemangat
Suara yang bersemangat lebih tercermin pada pengucapan
yang bersemangat. Presentasi tidak akan menarik jika pengucapan kata-katanya
tidak dilakukan tanpa semangat. Selain itu, pembicara juga harus menghindari
pengucapan kata dengan bergumam dan merendahkan suara di akhir kalimat.
·
Bahasa
Dalam presentasi, pembicara menggunakan bahasa yang baku atau bahasa
formal. Pada setiap kalimat dipilih struktur bahasa yang sederhana dan singkat
agar mudah dipahami. Hindari penggunaan
bahasa sehari-hari, karena
akan menurunkan tingkat formalitas presentasi. Hindari pula penggunaan jargon karena
tidak semua audiens mamahaminya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Presentasi bisnis kerap kali dilakukan dalam dunia
bisnis, baik dalam kaitannya dengan masalah pemasaran, keuangan, personalia,
produksi, dan teknologi informasi. Oleh karena itu, mereka perlu memerhatikan
berbagai faktor yang dapat menunjang keberhasilan presentasi secara efektif.
Presentasi bisnis memiliki empat tujuan utama yaitu
menginformasikan pesan-pesan bisnis, menghibur audiens, menyentuh emosi
audiens, dan memotivasi audiens untuk melakukan sesuatu. Meskipun dalam
prakteknya, suatu perusahaan dapat saja bertujuan untuk sekedar menyampaikan
pesan-pesan bisnis tertentu bagi audiens. Sebelum melakukan presentasi bisnis
perlu dipersiapkan beberapa hal seperti penguasaan materi yang ingin
disampaikan, penguasaan alat bantu presentasi bisnis, menganalisa audiens dan
menganalisis lingkungan tempat berlangsungnya presentasi bisnis.
Alat bantu presentasi bisnis yang ada di pasar saat
ini cukup banyak variasinya mulai dari yang paling sederhana sampai pada alat
bantu visual elektronik dengan teknologi canggih. Sebagai sarana pendukung
dalam presentasi bisnis, alat bantu itu diharapkan mampu memperjelas pemahaman
para audiens dalam menangkap suatu materi dan menarik bagi audiens. Selain itu,
perlu juga seorang presenter menganalisis bahasa tubuh yang sebaiknya
digunakan, serta peninjauan lokasi secara sekilas. Satu hal yang tak boleh
dilupakan adalah bagaimana berupaya untuk selalu menumbuhkan rasa percaya diri
dan berlatih melakukan presentasi bisnis. Melalui presentasi ini, saya harap
akan membawa hal yang positif bagi bisnis saya dan dapat meningkatkan penjualan
produk tersebut.
Presentasi bisnis bagi para staf manajer pada semua
level atau tingkatan dalam suatu perusahaan menengah dan besar merupakan hal
yang biasa, baik
dalam hal pemasaran, keuangan, personalia, produksi,
dan teknologi informasi. Dalam melakukan presentasi bisnis seorang pembicara
sebaiknya melakukan persiapan dimulai dengan menentukan tujuan penulisan pesan,
analisis audiens, menentukan ide pokok, dan memilih saluran beserta medianya.
Secara umum, presentasi bisnis harus mencakup 3 format presentasi yaitu bagian
pembukaan, bagian isi, dan bagian penutup. Dan salah satu hal yang tidak boleh
dilupakan dalam presentasi bisnis adalah bagaimana berupaya untuk selalu
menumbuhkan rasa percaya diri dan berlatih melakukan presentasi bisnis yang
baik.
3.2
Saran
Di
sini penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini terdapat sedikit kekeliruan
atau pun sedikit membuat pembaca kurang nyaman. Maka dari itu penulis ingin
para pembaca menyampaikan sarannya kepada penulis mengenai penulisan makalah
ini. Tentunya kritik dan saran yang membangun agar penulisan makalah ini
dikemudian hari berkembang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Dewi,
Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Andi
Pratminingsih,
Sri Astusi. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
https://www.academia.edu/22002491/Komunikasi_Bisnis (Diakses pada tanggal 5
Nopember 2016)
http://www.ronapresentasi.com (Diakses pada tanggal 5 November 2016)
Sebagai seorang Akuntan Publik, saya telah merekomendasikan klien kepada Tn. Pedro selama bertahun-tahun dengan hasil yang luar biasa. Baru-baru ini saya berkesempatan menggunakan jasanya untuk pinjaman rumah saya, dan sekarang saya tahu mengapa klien saya selalu senang! Dia teliti, tepat waktu, ramah, dan yang terpenting berpengetahuan luas. Saya pasti akan merekomendasikannya untuk waktu yang lama kepada siapa pun yang mencari pinjaman, silakan hubungi Tn. Pedro dan perusahaan pendanaannya, Tn. Pedro adalah petugas pinjaman yang bekerja dengan investor terkemuka yang siap mendanai segala jenis proyek asalkan Anda bersedia melakukan pengembalian dana seperti yang dijanjikan. Berikut adalah informasi kontak Tn. Pedro” pedroloanss@gmail.com WhatsApp +393510140339 .
BalasHapus